Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Sukoharjo Terbaru

Cerita 1 Desa di Polokarto Jadi Juragan Jambu Wulung, Kini Buka Lapak Dadakan di Penjuru Sukoharjo

Ratusan warga Desa Pranan, Kecamatan Polokarto, Sukoharjo kembali menjadi penjual Jambu Wulung.

Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Agil Tri
Penjual jambu wulung yang membuka lapak di Jalan Sukoharjo-Wonogiri, tepatnya di Songgorungi, Kecamatan Nguter, Sukoharjo, Rabu (4/8/2021). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri

TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Ratusan warga Desa Pranan, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo kembali menjadi penjual Jambu Wulung.

Ya, hampir semua warga Desa Pranan memiliki lebih dari satu pohon Jambu Wulung.

Saat musim panen seperti ini, mereka akan pergi membuka lapak ke sejumlah daerah, untuk menjual hasil panenan jambunya.

Seperti Sunarti, dia bersama suaminya membuka dua lapak di Jalan Sukoharjo-Wonogiri, tepatnya di Songgorungi, Kecamatan Nguter, Sukoharjo.

Baca juga: Alasan Ribuan Pemburu CPNS Wonogiri 2021 Tak Lolos Administrasi : Pendidikan hingga Surat Kesehatan

Baca juga: Ada 722 Pelanggaran Selama PPKM Level 4 Tahap I di Sukoharjo : di Antaranya di Kafe & Tempat Hiburan

"Saya di rumah punya empat pohon jambu wulung. Sudah seminggu ini, pohonnya siap panen," kata dia kepada TribunSolo.com, Rabu (4/8/2021).

Satu pohon jambunya bisa menghasilkan hasil panenan hingga 1 kwintal.

Sementara itu, untuk harganya, ia jual Rp17 ribu/kilogram.

Kepala Desa (Kades) Pranan, Sarjoto, hampir 80 persen warga desa Pranan memiliki pohon jambu yang ditanam di pekarangan rumanya atau di kebun mereka.

Ketika saat musim panen, mereka akan alih profesi sebagai pedagang jambu musiman di pinggir-pinggir jalan khusunya di Solo Raya.

"Saat musim panen seperti ini, ada ratusan warga yang menjual jambu yang tersebar di Solo Raya," katanya.

Bahkan, ketika saat panen besar, mereka membuka lapak hingga luar Solo Raya seperti Yogyakarta dan Salatiga.

"Jika panen besar, mereka berjualan sampai Gunung Kidol, Yogyakarta, dan Salatiga," lanjutnya.

Namun jika hasil panennya tidak melimpah, mereka hanya berjualan di Solo Raya saja, karena perminttaan jambu wulung di Solo Raya cukup tinggi.

"Kami hanya menjual di Solo Raya saja, karena stok jambu kami masih kurang dari banyaknya jumlah permintaan jambu di Solo Raya," aku dia.

Baca juga: Kabar Gembira, 2 Ribu Lebih Difabel di Sragen Dapat Jatah Suntik Vaksin Covid-19 Jenis Sinopharm

Nguter Gudang Jamu

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved