Virus Corona
Nadiem Makarim Izinkan Belajar Tatap Muka di Wilayah PPKM Level 1-3, Ini Syarat yang Perlu Dipenuhi
Kabar terbarunya Mendikbud-Ristek, Nadiem Makarim mengizinkan dibukanya pembelajaran tatap muka.
TRIBUNSOLO.COM - Kabar terbaru datang dari sektor pendidikan di Indonesia.
Kini sejumlah sekolah masih menerapkan sistem belajar dari rumah.
Baca juga: Sekolah di Solo yang Dipakai untuk Karantina Pasien Corona Mulai Dikosongkan, Persiapan Tatap Muka?
Kabar terbarunya Mendikbud-Ristek, Nadiem Makarim mengizinkan dibukanya pembelajaran tatap muka.
Aturan ini hanya berlaku bagi wilayah PPKM yang berada di level 1-3.
Dilansir dari TribunNews, Nadiem mengatakan vaksinasi untuk murid bukan menjadi keperluan atau kondisi pemerintah untuk membuka sekolah.
Namun yang harusnya menjadi pertimbangan adalah kondisi wilayah sekolah tersebut harus berada di level-1-3.
Selain itu, pembukaan sekolah ini juga harus dilaksanakan dengan protokol kesehatan yang sangat ketat.
"Vaksinasi itu bukan keperluan atau kondisi pemerintah untuk membuka sekolah. Kondisinya untuk membuka sekolah adalah dia ada di level 1-3, itu saja."
"Semua sekolah di level 1-3 boleh melaksanakan tatap muka," kata Nadiem dalam tayangan video di kanal YouTube Kompas TV, Selasa (24/8/2021).
Baca juga: Libur Agustus Corona Seakan Menghilang, Wisatawan Tumplek Blek di Selo, Banyak yang Tak Pakai Masker
Alasan sekolah dibuka
Banyaknya penurunan capaian belajar hingga putus sekolah menjadi alasan Nadiem untuk kembali membuka sekolah.
Berdasarkan SKB 4 Menteri, hanya daerah dengan PPKM Level 4 saja yang dilarang untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka.
Catatan Nadiem menunjukkan sebanyak 63 persen sekolah kini sudah bisa melakukan pembelajaran tatap muka, dan diwajibkan untuk membuka sekolah.
Dengan syarat para guru atau pengajarnya wajib untuk mendapat vaksinasi lengkap.
"Tapi vaksinasi guru menjadi kondisi untuk kewajiban untuk membuka tatap muka," imbuhnya.
Sekolah di Boyolali Kota Prioritas Gelar Pembelajaran Tatap Muka, Ini Alasannya
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali memprioritaskan sekolah di kawasan Boyolali Kota untuk menggelar pembelajaran tatap muka (PTM).
Hal itu bisa terealisasi bila level PPKM Boyolali sudah turun.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayann (Disdikbud) Boyolali, Darmanto menyebut syarat PTM mengharuskan siswa dan guru telah menerima dua kali vaksin.
Baca juga: Jadwal Vaksin Klaten Hari Ini: Masyarakat Difabel dan ODGJ di Klaten Terima Vaksin
Baca juga: Ribuan Buruh di Solo Raya Terima Vaksinasi dari Polda Jateng, Ini Syarat dan Waktu Penyuntikannya
Sampai saat ini, baru SMPN 1 yang sudah menyelesaikan vaksin dosis kedua untuk siswa.
Sedangkan 13 sekolah di Kecamatan Boyolali lainnya, baru akan menerima vaksin dosis kedua pada 9 Septemper mendatang.
“Memang kebijakan kita, sekolah yang ada di Boyolali (Kota) kita selesaikan dahulu. Baru setelah kota selesai, baru merambah ke kecamatan-kecamatan yang lainnya,” kata Darmanto, kepada TribunSolo.com, usai meninjau pelaksanaan vaksinasi di SMP N 1 Boyolali, Jumat ( 20/8/2021).
Dengan penyelesaian vaksinasi per kecamatan ini menjadikan vaksinasi terhadap pelajar lebih fokus dan terarah.
“Istilahnya tidak mrenco-mrenco (Tidak beraturan),” jelasnya.
Selain itu, dipilihnya sekolah di kecamatan Boyolali Kota sebagai sasaran penerimaan vaksinasi yang pertama ini mengingat jumlah sekolah di Kecamatan Boyolali Kota paling banyak di antara kecamatan lainnya.
Darmanto menyebut, syarat lengkap vaksinasi ini untuk menjamin keamanan siswa serta meminimalisir potensi paparan di sekolah.
Tak hanya itu, meski sudah mendapatkan vaksin lengkap, siswa yang hadir PTM tetap dibatasi.
“ Pembatasan saat PTM tetap berlaku. Untuk jenjang SMP dan SD maksimal 50 persen dari kapasitas. Sedangkan TK/PAUD maksimal 30 persen," jelasnya.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Reza Deni)