Berita Sragen Terbaru
Curhatan Pengusaha di Sragen : Tidak Ada Barang Keluar, Pilih Liburkan Karyawan Demi Bisnis Bertahan
Para pengusaha di Sragen terombang-ambing atas kebijakan PPKM yang dilakukan oleh pemerintah.
Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Asep Abdullah Rowi
Harga cabai turun drastis di sejumlah pasar di Kabupaten Sragen.
Hal itu, sudah terjadi dalam waktu sebulan terakhir.
Salah satu pedagang cabai, Suyanto mengatakan harga cabai anjlok, dengan kisaran Rp 8.000 - Rp 12.000.
Padahal bisanya harga cabai bisa mencapai Rp 20 ribu lebih.
Baca juga: Petani Cabai Menangis Tahu Ini, di Pasar Boyolali Rp 20 Ribu, Tapi Usai Panen Hanya Rp 5 Ribu Per Kg
Baca juga: Gercep Langsung Diganti yang Baru, Usai Baliho Puan Maharani Jadi Sasaran Corat-coret di Solo
"Kalau harga eceran, cabai rawit Rp 10 ribu sampai Rp 12 ribu, sedangkan cabai merah sekitar Rp 8 ribu hingga Rp 9 ribu," ujarnya kepada TribunSolo.com, Kamis (26/8/2021).
Hal itu terjadi, setelah pemerintah memberlakukan kebijakan PPKM, yang telah dimulai pada (3/7/2021) lalu.
Berkurangnya pembeli cabai, membuat harga cabai anjlok.
"Semenjak PPKM pembelinya turun drastis, hanya untuk konsumsi keluarga saja, rata-rata beli dengan nominal, sudah dapat banyak," jelasnya.
"Yang paling berpengaruh ya larangan hajatan ini, yang paling banyak biasanya acara hajatan, ini dilarang, ya sangat berpengaruh," tambahnya.
Selama PPKM, Suyanto hanya mampu menjual hanya setengah dari penjualan biasanya.
Jika biasanya dalam satu hari mampu menjual 6 kwintal sampai 1 ton capai, kini hanya 3-4 kwintal cabai saja.
"Agar nggak busuk, kita ambilnya ngepas, biar sehari habis, besoknya segar lagi," pungkasnya.
Harga Cabai di Boyolali
Fakta mengejutkan terjadi di tengah melorotnya harga cabai sehingga petani di Kabupaten Boyolali merugi di tengah jepitan pandemi.
Ya, hanya di tingkat petani harga cabai murah, sementara di pasar, harganya tetap saja.