Berita Sragen Terbaru
Potret Guru di Sragen Mulai Bersihkan Ruang Kelas, Berharap Pembelajaran Tatap Muka Segera Dimulai
Sejumlah sekolah di Sragen kini tengah mempersiapkan pembelajaran tatap muka, yang sudah diizinkan untuk digelar.
Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Asep Abdullah Rowi
Gelar Tatap Muka
Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati telah mengizinkan sekolah menggelar tatap muka di tengah pemberlakuan PPKM Level 3.
Menurut Bupati Yuni, sekolah tatap muka di Sragen digelar pada Senin (6/9/2021) mendatang.
"Sekolah tatap muka dimulai Senin besok, tanggal 6, dengan kapasitas 50 persen dari jumlah siswa per kelas," katanya.
Baca juga: Kisah Keluarga di Gunungkidul Tinggal di Kandang Sapi: Rumah Dijual Gara-gara Jeratan Rentenir
Baca juga: Bupati Said Mutasi Besar-besaran Pejabat Pemkab Boyolali : 419 PNS Dipindah, dari Lurah hingga Camat
Terpisah, Kepala Sekolah SD Negeri 1 Kroyo Karangmalang, Gunardi mengatakan kini pihaknya telah mengajukan surat izin dari orangtua siswa.
"Kita mengajukan izin kepada orangtua, saat ini masih tahap pengumpulan, nanti kita rekap yang kemudian kita ajukan ke Dinas Pendidikan," jelas Gunardi.
Setelah surat izin dari orangtua terkumpul, maka dapat dilihat berapa banyak orangtua yang setuju dan tidak setuju digelarnya pembelajaran tatap muka.
"Hasilnya itu nanti, dikirim ke korwil, bersama dengan data pendukung yang lainnya, kemudian baru minta persetujuan dari dinas," ujarnya.
Jika Dinas Pendidikan telah menyetujui, maka sekolah dapat menggelar pembelajaran tatap muka, dengan menerapkan protokol kesehatan dengan lebih ketat.
Saat ini, jumlah siswa di SDN Kroyo 1 sebanyak 191 murid, dengan total rombongan belajar sebanyak 7 rombel.
Pengisian formulir persetujuan dilakukan secara manual, dengan orangtua mengisi surat izin melalui surat yang dibagikan pihak sekolah.
"Kita sistemnya pakai kelompok, jadi perwakilan kelompok mengambil surat ke sekolah, kemudian dibagikan, dan dikembalikan per kelompok juga," paparnya.
Satu kelompok terdiri dari 5-6 siswa, yang lokasi rumahnya berdekatan.
Sedangkan, kedepannya menurut Gunardi, setiap kelas hanya diisi 50 persen siswa.
"Per kelasnya kita tetap 50 persen dari jumlah per rombel, kalau satu kelas ada 28 siswa, dibagi 2 jadinya 14 siswa," pungkasnya. (*)