Viral Sosok Berhijab Miliki Kumis dan Jenggot Lebat, Netizen Sedih Begitu Tahu Kisah Hidupnya
Karena lebatnya kumis dan jenggot, nenek itu harus bercukur dua hingga tiga kali dalam seminggu agar bulu pada wajahnya hilang.
Che Halimah dikunjungi oleh perwakilan dari Raja Shamri Foundation (YRS), Tuan Zaimah Raja Omar yang menyerahkan bantuan dana, sembako, dan popok sekali pakai.
Menurutnya, ia mendapat bantuan dari Dinas Kesejahteraan Sosial (JKM) yang biasanya digunakan untuk membeli popok sekali pakai.
“Saat masih sehat dan kuat, saya banyak bepergian untuk mencari nafkah, termasuk beberapa tahun bekerja di Singapura sebagai chef restoran di sana. Di satu sisi, saya tidak ingin merepotkan orang-orang di sekitar saya, tetapi kekuatan saya diuji dengan hanya sekarang hanya terbaring.
Sebelumnya, saya tidak terbuka untuk menceritakan masalah saya kepada orang lain kecuali kepada keluarga dekat saya, karena itu membuat saya kurang percaya diri,” katanya.
Mengutip dari Kompas.com hiperandrogen alias hormon androgen yang berlebihan bisa mengakibatkan banyak keluhan pada wanita, terutama terkait penampilan.
Misalnya saja kulit berminyak, jerawat, hingga tumbuhnya rambut di area yang tidak biasa.
Gejala hiperandrogen pada wanita dapat terlihat antara lain pada kulit, yakni kulit berminyak, terutama pada bagian wajah hingga munculnya jerawat yang berlebihan.
Gejala lainnya adalah adanya hirsutisme, yakni pertumbuhan rambut tidak normal pada wanita yang menyerupai pola pertumbuhan rambut pria.
Rambut ini kemungkinan akan tumbuh pada daerah atas bibir, dagu, sekitar jambang, dada, perut, lengan atas serta paha, dan daerah kemaluan (pubis).
Menurut Prof dr Delfi Lutan MSc, Sp OG, kasus poly cystic ovarian syndrome (PCOS) juga merupakan gejala hiperandrogen.
"PCOS adalah gangguan spesifik yang heterogen dengan perubahan sekresi gonadotrofin.
Gejala yang terlihat adalah gangguan siklus menstruasi, kegemukan, profil lemak yang tidak normal, risiko diabetes melitus, dan risiko penyakit kardiovaskular," kata guru besar dari FK Universitas Sumatera Utara ini.
Selain sebagai alat kontrasepsi, pil KB yang mengandung Cyproteron Acecate (CPA), papar Prof Delfi, dapat mengurangi masalah hiperandrogen tersebut.
Sebab, selain untuk alat kontrasepsi, pil KB juga berfungsi mengatur hormon androgen dengan cara memblok efek androgen.
"Dengan kata lain, penggunaan pil KB yang mengandung CPA ini sangat bermanfaat untuk menghambat kehamilan dengan risiko 'kebobolan' yang sangat sedikit," katanya pada media edukasi dengan tema "Kontrasepsi Oral VS Hiperandrogen".
"Ini adalah solusi bagi wanita yang ingin ber-KB dan ingin tetap cantik," katanya.
Artikel ini telah tayang di Serambi Indonesia dengan judul: Nenek Berkumis dan Jenggot, Idap Stroke sampai Sulit Bercukur: Saya Wanita Tulen