Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Sebagian Solo Raya Sudah Hujan, Kenapa Ada Wilayah yang Belum Hujan? Simak Penjelasan BMKG

Periode musim hujan di Indonesia pada tahun ini, menurut BMKG, lebih maju dibandingkan dengan rerata periode musim penghujan sebelumnya.

Editor: Hanang Yuwono
WARTA KOTA/HENRY LOPULALAN
ILUSTRASI Hujan deras dan angin kencang yang melanda Kota Solo dan sekitarnya. 

"Sifat hujan selama musim hujan 2021/2022 diprakirakan normal atau sama dengan rerata klimatologisnya pada 244 ZOM (sekitar 71,4 persen)," jelasnya.

Akan tetapi, untuk sejumlah 88 ZOM atau sekitar 25,7 persen akan mengalami kondisi musim hujan di atas normal atau lebih basah dari biasanya. Serta, 10 ZOM lainnya atau sekitar 2,9 persen akan mengalami musim hujan bawah normal (lebih kering dari biasanya).

Penyebab curah hujan tinggi sepekan ke depan

Dari perkembangan kondisi musim tersebut, Guswanto mengatakan, ada beberapa faktor yang menyebabkan potensi cuaca ekstrem ini terjadi. Di antaranya seperti fenomena Madden Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby Ekuatorial, gelombang Kevin. 

1. Dinamika atmosfer

Guswanto menjelaskan, MJO. gelombang Rossby Ekuatorial dan gelombang Kevin merupakan bagian dari dinamika atmosfer yang berperan dalam meningkatkan pertumbuhan awan hujan.

Ketiganya diketahui akan aktif di wilayah Indonesia hingga seminggu ke depan.

"MJO, gelombang Rossby Ekuatorial, dan gelombang Kelvin adalah fenomena dinamika atmosfer yang mengindikasikan adanya potensi pertumbuhan awan hujan dalam skala yang luas di sekitar wilayah aktif yang dilewatinya," kata Guswanto.

Fenomena MJO dan gelombang Kelvin bergerak dari arah Samudra Hindia ke arah Samudra Pasifik melewati wilayah Indonesia dengan siklus 30-40 hari pada MJO, sedangkan pada Kelvin skala harian. 

Sebaliknya, fenomena Gelombang Rossby bergerak dari arah Samudera Pasifik ke arah Samudra Hindia dengan melewati wilayah Indonesia.

Sama halnya seperti MJO maupun Kelvin, ketika Gelombang Rossby aktif di wilayah Indonesia, maka dapat berkontribusi pada peningkatan pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia. 

2. Konvergensi

Selain ketiga dinamika atmosfer tersebut, potesi cuaca ekstrem ini juga dipengaruhi oleh konvergensi angin. 

Guswanto berkata, terbentuknya belokan maupun pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) dapat mengakibatkan meningkatnya potensi pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia. 

3. Suhu muka laut

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved