Liga Spanyol
Sulap Gerard Pique Jadi Striker Dadakan, Kata Ronald Koeman Itu Keputusan yang Tepat
Ronald Koeman menurunkan Gerard Pique sebagai striker dadakan saat Barcelona vs Granada, Selasa (22/9/2021). Ronald Koeman menilai itu keputusan tepat
TRIBUNSOLO.COM – Keputusan nyeleneh diambil pelatih Barcelona, Ronald Koeman saat Barcelona menjamu Granad, pada Selasa (21/9/2021) WIB.
Kedua tim harus berbagi poin, karena pertandingan berakhir dengan skor imbang 1-1.
Barcelona kebobolan lebih dulu, dengan gol kilat yang diciptakan oleh Domingos Duarte, ketika pertandingan baru berjalan dua menit.
Barcelona nyaris kalah, jika Ronald Araujo tidak berhasil menyamakan kedudukan pada menit ke-90.
Pertandingan yang digelar di Camp Nou lebih menarik, ketika bek veteran Barcelona, Gerard Pique dimasukkan di menit ke-75 menggantikan Yusuf Demir.
Baca juga: Isu Pemecatan Ronald Koeman, Barcelona Harus Siap Bayar Kompensasi Rp 230 Miliar
Bukannya menjaga area pertahanan Blaugrana, namun Pique diturunkan untuk menjadi juru gedor Barca.
Pique memang terbukti memiliki peran dalam menyelamatkan Barcelona dari kekalahan melawan Granada.
Bek berusia 34 tahun ini mengirim bola kepada Pablo Gavira yang kemudian meneruskannya ke Araujo di dalam kotak penalti.
Araujo kemudian menanduk bola umpan Gavira sebelom menyarangkannya di gawang Granada.
Meski demikian, keputusan Koeman menjadikan Pique sebagai striker dadakan tetap mendapatkan kritikan dari para penggemar, terutama di media sosial.
Baca juga: Kehabisan Akal, Ronald Koeman Turunkan Gerard Pique Sebagai Striker
"Ini memalukan untuk Barcelona. Koeman tak paham apa-apa soal melatih. Dia menurunkan Pique sebagai penyerang," tulis seorang penggemar, seperti dikutip dari Daily Star.
"Koeman menurunkan Pique dari bangku cadangan dan menurunkan dia sebagai pemain nomor 9. Barcelona bisa kalah di laga ini. Pelatih mereka adalah seorang yang sedang bingung," tulis fan yang lain.
Namun, Koeman mengaku punya alasan tersendiri mengapa memilih untuk memasang Pique sebagai penyerang bersama Luuk de Jong.
Menurut juru taktik asal Belanda ini, keputusannya tak lepas dari rendahnya intensitas serangan tim.
Dia juga menyoroti keterbatasan pilihan yang dimilikinya karena para pemain dengan kemampuan menusuk pertahanan lawan dan punya kecepatan seperti Ansu Fati dan Ousmane Dembele sedang cedera.