Berita Solo Terbaru
Kisah Sukses Kedai Kopi di Solo : Bisa Buka 6 Cabang Selama Pandemi Covid-19
Selama pandemi Covid-19 membuat banyak pelaku usaha melakukan inovasi agar bisa bertahan.
Penulis: Fristin Intan Sulistyowati | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Fristin Intan Sulistyowati
TRIBUNSOLO.COM,SOLO - Selama pandemi Covid-19 membuat banyak pelaku usaha melakukan inovasi agar bisa bertahan.
Bahkan berharap bisnis tetap berkembang saat pandemi Covid-19.
Seperti halnya yang dilakukan Kedai Cold 'n Brew, asal Kota Solo.
Baca juga: Makan Enak di Tawangmangu : Udara Dingin, Santap Iga Bakar dan Seruput Kopi Lawe ala Kedai Rahma
Baca juga: Kuliner Enak Tawangmangu Karanganyar, Iga Bakar dan Kopi Lawe: Olahan yang Menggoyang Lidah
Direktur dan Owner Cold 'n Brew, Sony Haryono, mengatakan sejak dua tahun terakhir, melakukan segala inovasi untuk bertahan dari gempuran Covid-19.
"Saat awal pandemi omset turun besar hingga 30-40 persen, lalu kita berinovasi melalui penjualan online," ungkapnya kepada TribunSolo.com, Kamis (30/9/2021).
Sony menjelaskan, selama penjualan online kedai kopi Cold 'n Brew menawarkan paket botol 1 liter.
Baca juga: Polres Sukoharjo Tangani Kasus Pencurian Gula dan Kopi, Tuntaskan dengan Restorative Justice
"Satu botolnya untuk gathering atau keluarga, Dibandrol sesuai varian kopi kisaran Rp 100 -120 ribu," ungkapnya.
Tak hanya itu, menu kopi kemasan botol ini juga bisa dipergunakan lagi.
"Kalau nanti mengembalikan botol jadi bisa diskon Rp 20 ribu, jadi lebih murah dan ramah lingkungan," ujarnya.
Baca juga: Lowongan Kerja Solo: Kopi Janji Jiwa Manahan Membutuhkan Barista, Cek Persyaratannya
Dari strategi marketing ini, menggunakan online dan ramah lingkungan selama pandemi Covid-19.
Sony mengaku bisa membuka cabang di Kota Solo hingga di Jogjakarta.
"Sekarang ada 6 cabang, ada di Solo, Jogja, Parangtritis, Klaten," ungkapnya.
Targetnya selama akhir tahun ini, Kedai Kopi Cold 'n Brew bakal membuka 6 cabang lagi.
Tak hanya penjual saja, segi promo dalam transaksi pembayaran juga mempengaruhi peningkatan penjualannya.
"Sejak awal buka tahum 2016, kami sudah menggunakan uang digital karena 30 persen pembeli kami juga menggunakan itu," ujarnya. (*)