Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Cerita dari Solo

Simpang Siur Simpang Lima Boyolali dan G30S PKI : Masih Diyakini Jadi Tempat Eksekusi Mati DN Aidit

“Konon kabarnya di Boyolali itulah, Aidit menjalani eksekusi di belakang sebuah rumah, di sekitar Simpang Lima Boyolali saat ini,” jelasnya.

Penulis: Tri Widodo | Editor: Aji Bramastra
TribunSolo.com/Tri Widodo
Simpang Lima Boyolali. Banyak yang meyakini di sekitar kawasan ini, tempat pimpinan PKI DN Aidit dieksekusi mati tahun 1965 karena keterlibatannya dalam peristiwa G30S/PKI 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo

TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Memori kelam G30S/PKI tak lepas dari nama Dipa Nusantara Aidit atau DN Aidit.

DN Aidit saat itu berstatus sebagai pimpinan PKI atau Partai Komunis Indonesia.

Baca juga: Profil 10 Pahlawan Revolusi yang Gugur dalam Peristiwa G30S PKI, Lengkap Daftar Tempat Bersejarahnya

Sejak PKI dinyatakan sebagai partai terlarang, banyak terjadi penangkapan dan pembunuhan pada mereka yang terlibat dalam PKI.

Tentu saja, tak terkecuali sang pimpinan PKI, yakni DN Aidit.

Kematian DN Aidit sendiri hingga kini masih jadi misteri.

Yang ada, adalah cerita dari mulut ke mulut, dan belum terbukti kebenarannya.

Dikutip dari buku Indonesia dalam Arus Sejarah, Pasca Revolusi, karya Prof Dr Aminudin, DN Aidit melarikan diri ke Yogyakarta setelah terjadinya peristiwa G30S.

Ia lebih dulu menyerahkan pimpinan tertinggi PKI pada 2 Oktober 1965.

Berdasarkan informasi yang dihimpun selepas dari Jogjakarta, DN Aidit pergi ke Solo.

Saat di Solo awalnya, Aidit berada di wilayah Kleco yang kemudian pindah lagi ke rumah di Desa Sambeng, belakang Stasiun Balapan, pada 22 November.

Pegiat Sejarah asal Boyolali, R Surojo, mengatakan, di Sambeng itu lah Aidit dijemput sekelompok tentara. 

“Ceritanya, Aidit bersembunyi di sebuah ruang rahasia dengan pintu lemari,” ujar Suroso.

Setelah dilakukan interogasi, sekelompok pria itu kemudian membawa Aidit meninggalkan Solo.

Rombongan membawanya melewati Jalan Raya Solo-Semarang.

Arah perjalanan ke arah barat.

Sejatinya, rombongan itu berencana membawa Aidit ke Semarang.

Namun menurut literasi yang dia baca, bahwa pimpinan rombongan itu mengambil inisiatif untuk mengeksekusi Aidit di Boyolali.

“Konon kabarnya di Boyolali itulah, Aidit menjalani eksekusi di belakang sebuah rumah, di sekitar Simpang Lima Boyolali saat ini,” jelasnya.

Cerita beredar menyebutkan, tempat eksekusi DN Aidit ada di belakang bangunan tua yang ada di sebelah barat Simpang Lima Boyolali.

Bangunan tua bergaya Eropa itu saat ini juga digunakan sebagai tempat parkir Pengunjung Perpustakaan daerah, yang ada di tengah-tengah simpang Lima Boyolali.

Pegiat Sejarah Boyolali, R. Surojo menyebut di kawasan simpang lima Boyolali dulunya ada rumah tentara.

Saat ini, lokasi rumah itu kurang lebih ada di belakang Perpustakaan Daerah Boyolali.

“Lokasinya berada berada di sekitar kantor Arsi atau Perpustakaan saat ini,” ujar Surojo.

“Namun tepat pastinya di mana, saya kurang tahu, karena ini berdasarkan beberapa keterangan-keterangan itu seperti itu,” tambahnya.

“Hanya mungkin karena berbagai hal, keterangan itu belum dapat dijadikan bukti yang kuat (mengenai lokasi eksekusi Aidit),” ujarnya.

Surojo pun menyebut, beberapa tahun lalu, Ilham Aidit pun pernah datang secara diam-diam mengunjungi makam ayahnya.

“Hanya sampai saat ini kita belum memperoleh data yang jelas tentang cerita (eksekusi) kebenaran cerita itu,” ujarnya.

Meski belum bisa memastikan tempat eksekusi Pimpinan PKI itu, namun peristiwa G 30 S PKI itu menjadi sejarah kelam masa lalu.

“ Kalau saya mengatakan tragedi kemanusiaan. Jadi sebagai catatan sejarah, untuk bangsa ini tidak akan terjadi peristiwa semacam ini lagi,” imbuhnya.

Pada 2012, Ilham Aidit, putra DN Aidit, memang mengaku sudah menemukan makam ayahnya di Boyolali.

"Saya sudah menemukan makam ayah saya di Boyolali," kata Ilham, Senin (1/10/2012) sebagaimana dikutip dari artikel Kompas.com.

Hanya saja, Ilham tak menyebutkan, di mana persisnya makam ayahnya itu. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved