Liga Champions
Manchester United Vs Atalanta: Skuad Gasperini Dihantam Badai Cidera, Ole Krisis Strategi
Manchester United bakal menjamu wakil Italia, Atalanta, dalam matchday ketiga Grup F Liga Champions 2021-2022, di Stadion Old Trafford, Rabu (20/10/20
TRIBUNSOLO.COM - Manchester Unitedakan melawan Atalanta, dalam matchday ketiga Grup F Liga Champions 2021-2022, di Stadion Old Trafford, Rabu (20/10/2021) waktu setempat atau Kamis pukul 02.00 WIB.
Dalam pertandingan tersebut, kedua tim sama-sama tengah mengalami masalah dalam internal klub.
Manchester United tengah disorot, karena pelatih mereka Ole Gunnar Solskjaer, dianggap krisi strategi.
Setan Merah baru saja dipermalukan Leicester City dalam laga pekan ke-8 Liga Inggris, Sabtu (16/10/2021).
Pada pertandingan yang dilangsungkan di King Power Stadium itu, Man United menyerah 2-4 dari tim tuan rumah.
Adapun La Dea justru sukses memetik kemenangan besar 4-1 kala bertamu ke markas Empoli pada pekan ke-8 Liga Italia di Stadion Carlo Castellani, Minggu (17/10/2021).
Baca juga: C Ronaldo Mulai Mandul di Manchester United, Fans Debat Siapa yang Salah?
Baca juga: Punya Pemain Sekelas C Ronaldo, Justru Jadi Momok Bagi Solskjaer Susun Strategi di Manchester United
Meski memiliki modal yang lebih bagus ketimbang Manchester United, tetapi Atalanta tengah dipusingkan dengan masalah cedera.
Menurut laporan dari Football Italia, sejumlah pilar Atalanta, seperti Hans Hateboer, Robin Gosens, Matteo Pessina, dan Berat Djimsiti dipastikan tak bisa tampil karena cedera.
Hateboer belum melakukan debut musimnya karena dia harus menjalani operasi kaki pada bulan Juli kemarin.
Sementara Gosens mengalami cedera otot saat pertandingan Liga Champions menghadapi Young Boys pada September lalu.
Kemudian Pessina mengalami cedera saat menghadapi AC Milan di Liga Italia.
Terakhir, Djimsiti menderita cedera ketika memperkuat timnas Albania.
Kondisi Atalanta yang sedang pincang diyakini bakal dimanfaatkan sepenuhnya oleh Cristiano Ronaldo cs untuk meraup tiga poin.
Apalagi, Man United bisa menurunkan seluruh pemain terbaiknya, termasuk Marcus Rashford yang sudah sembuh dari cedera panjang.
Rashford bahkan telah dimainkan sebagai pemain pengganti saat melawan Leicester City.

Krisis Strategi Manchester United
Memiliki pemain sekelas Cristiano Ronaldo, justru menyulitkan Ole Gunnar Solskjaer dalam menyusun strategi.
Ya, pemain berusia 36 tahun ini memang bak dua sisi mata uang, kedatangannya menambah kualitas tim secara individu.
Tetapi, secara taktik, sebaliknya, sulit mengakomodasi perannya di Manchester United.
Setidaknya, ini terlihat di tiga laga terakhir Manchester United.
Hasil laga Leicester City mengahdapi Manchester United, memang mencolok, dengan tuan rumah menang 4-2 atas tim tamu.
Menariknya, pertandingan sejatinya berimbang dengan hasil 1-1 menjadi yang terlama (42 menit).
Bahkan 4 gol untuk kedua kesebelasan hadir di 12 menit terakhir jalannya laga.
Baca juga: Manchester United Dikabarkan Telah Menghubungi Zinedine Zidane, Atas Saran Cristiano Ronaldo?
Baca juga: Pemain Impian Tak Bisa Didatangkan oleh Manchester United, Pantaskah Ole Gunnar Solksjaer Kecewa?
Baca juga: Zinedine Zidane Semakin Dekat dengan Manchester United, Gary Neville: Saya Ragu
Baca juga: Barcelona Era Josep Maria Bartomeu: Pilih Datangkan Ousmane Dembele Daripada Kylian Mbappe
Laga ini memang berimbang dan menyajikan strategi yang mirip dari kedua pelatih, yang membedakan? Ole Gunnar Solskjaer kesulitan mengakomodasi Cristiano Ronaldo.
Seperti yang dijelaskan di awal musim, bahwa berbeda di Real Madrid dan Juventus, di mana tim dibangun di sekitar Cristiano Ronaldo.
Sebaliknya di Manchester United, sang pemain yang harus beradaptasi dengan skema Solskjaer.
Solskjaer, menerapkan skema menekan yang sedikit bias.
Manchester United akan menekan lawan ketika kehilangan bola, tetapi, memiliki jarak yang jauh antar lini, yang memang disiapkan untuk menjebak lawan dalam serangan balik.

Ini masalah pertama, Cristiano Ronaldo tidak punya kapasitas fisik untuk menekan pemain lawan.
Dikutip dari The Athletic, Cristiano Ronaldo menjadi pemain terkahir dalam daftar yang dibuat.
Variabelnya adalah pemain yang bermain selama lebih dari 270 menit, Ronaldo, hanya mencatatkan 2,7 kali menekan per 90 menit.
Angka ini menjadi yang paling terkahir, bahkan dibandingkan dengan Romelu Lukaku yang satu tingkat lebih baik, penyernag Chelsea masih lebih baik dengan 6,8 kali per 90 menit.
Sebagai perbandingan, Wilfried Zaha menjadi pemain yang paling rajin dengan 20 kali dalam 90 menit.
Membandingkan dengan di Real Madrid, Juventus dan Manchester United (periode pertama) akan ada pemain yang dikorbankan untuk mengakomodasi Ronaldo.
Di Manchester United era Ferguson, Wayne Rooney menjadi tumbal, ia harus bermain melebar jika Ronaldo menjadi target man, dan akan turun ke dalam jika Ronaldo bermain di posisi sayap kiri.

Sedangkan di Real Madrid, Karim Benzema yang paling sering berkorban, dengan pemain asal Prancis akan turun jauh dan menjadi jembatan untuk Ronaldo.
Di Juventus, Dybala sejatinya punya peran ini, tetapi tidak efektif karena Ronaldo mengubah cara bermainnya menjadi lebih direct dan tidak hanya mengandalkan pace dibanding dua tim sebelumnya.
Ini masalahnya, Ronaldo yang bermain sebagai target man, memaksa Bruno Fernandes turun cukup dalam, dan menghambat distribusi bola kepada dua penyerang sayap.
Sebaliknya, jika Ronaldo bermain di posisi sayap kiri (seperti ketika melawan Aston Villa), kehadirnnya akan menyulitkan Mason Greenwood yang harus menjaga jarak dengan Ronaldo dan Bruno, selain itu juga akan menyulitkan mencari penyerang murni di depan.
Selain itu, masalah Ronaldo adalah peran defensifnya yang sangat minim.
Di laga melawan Leicester City, mereka memanfaatkan itu, tim asuhan Brendan Rodgers ini paham bahwa Ronaldo tidak akan turun membantu pertahanan, sehingga membebaskan Youri Tielmans atau Timothy Castagne.
Skema ini yang berulang kali terjadi di King Power Stadium, dan tidak mudah bagi Solskjaer untuk mencari solusinya.
Manchester United memang unggul secara kualitas individu pemain, tetapi secara tim, united adalah tim yang buruk dan sangat mudah terbaca.
Masalah tidak lebih mudah dengan mencari nomor 9 di lini depan Manchester United, dengan adanya Marcus Rashford, persaingan semakin ketat, dan sangat mungkin Ronaldo akan kehilangan tempatnya di tim utama.
Posisi Solskjaer saat ini sedang di ujung tanduk, beberapa sumber menyebut, Desember menjadi tenggat untuk Solskjaer, jika tidak, Antonio Conte, Zinadine Zidane hingga Brendan Rodgers menjadi kandidat pengganti.
Tentu, Solskjaer harus segera mencarikan solusi untuk masalah Cristiano Ronaldo, opsinya hanya dua, memaksa Ronaldo menyesuaikan skemanya, atau membangun tim di sekitar Cristiano Ronaldo. (*)
Artikel ini telah tayang di BolaSport.com dengan judul Manchester United Vs Atalanta - Cristiano Ronaldo dkk Ambil Keuntungan dari Badai Cedera La Dea