Berita Sukoharjo Terbaru
Tak Ada Angin dan Hujan, Atap Serambi Masjid Besar Nguter Sukoharjo Ambruk, Baru Lima Tahun Dibangun
Atap serambi Masjid Besar Al Furqon Nguter di Jalan Raya Solo-Wonogiri, Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo ambruk, Rabu (20/10/2021).
Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto
TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Atap serambi Masjid Besar Al Furqon Nguter di Jalan Raya Solo-Wonogiri, Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo ambruk, Rabu (20/10/2021).
Beruntung, tak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut, karena setelah shalat Subuh.
Ketua Takmir Masjid Al Furqon Nguter, Mujiyono mengatakan penyebab ambruknya atap serambi masjid tersebut diduga baja ringan itu tak kuat menahan.
Terlebih beban atap masjid yang berbentuk kubah itu, diketahui berbahan keramik.
"Gentengnya keramik, sedangkan di bawahnya baja ringan, dimungkinkan karena tidak kuat menahan," ungkap dia kepada TribunSolo.com, Rabu (20/10/2021).
Baca juga: Kotak Infak Masjid As-Sallam Klaten Dibobol Maling, Takmir Sebut Tak Lapor Polisi: Kami Sudah Ikhlas
Baca juga: Libur Maulid, Tawangmangu Dibanjiri Wisatawan Bermobil, Arus Lalu Lintas di Puncak Padat Merayap
Dikatakan Mujiyono, peristiwa ambruknya atap masjid tersebut sekitar pukul 06.00 WIB.
Adapun jam tersebut, masjid sudah sepi sehingga tidak ada korban jiwa.
"Jemaah sudah menyelesaikan subuh dan petugas kebersihan sudah selesai nyapu maupun mengepel, sehingga saat kejadian tidak ada orang," ujar dia.
Ia menuturkan atap serambi masjid yang baru lima tahun dibangun itu, lantas dibersihkan secara kerja bakti bersama masyarakat.
"Kondisi saat ini, puing-puing masjid yang ambrol sudah dibersihkan, dan nanti kami rapatkan untuk masjid ini diperbaiki kembali," ujarnya.
Kapolres Sukoharjo AKBP Wahyu Nugroho Setyawan, menjelaskan, pihaknya akan mendalami runtuhnya atap serambi bangunan Masjid Agung Al Furqon Nguter tersebut.
Wahyu menjelaskan, dugaan sementara ambruknya bangunan itu karena kesalahan konstruksi, di mana baja ringan yang digunakan sebagai kerangka atap tidak mampu menahan beban.
Pihaknya akan melakukan pendalaman lebih lanjut mengenai kasus tersebut.
"Kalau dilihat dari kasat mata, baja ringan yang ada ini tipis dan mudah dibengkokkan. Padahal berat satu genting itu sekitar 2 kilogram," jelasnya.
Baca juga: Informasi Vaksinasi di Karanganyar : Kuota Ratusan Dosis, Tapi Sepi karena Banyak yang Sudah Vaksin