Berita Klaten Terbaru
Proyek Jalan Tol di Klaten Lewati Dua Cagar Budaya, PT JMM: Nanti Kita Buat Jembatan Elevated
Dua cagar budaya di Kabupaten Klaten masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) Tol Solo-Jogja.
Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Proyek jalan Tol Solo - Jogja di Klaten melintasi dua cagar budaya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun TribunSolo.com, dua cagar budaya yang terdampak proyek Tol Solo-Jogja berada di dua kecamatan di Kabupaten Klaten.
Masing-masing cagar budaya tersebut berada di Desa Keprabon, Kecamatan Polanharjo dan Desa Wonoboyo, Kecamatan Jogonolan.
Baca juga: Proyek Jalan Tol Solo - Jogja di Klaten Ditarget Rampung Agustus 2023
Baca juga: BREAKING NEWS : Kecelakaan Maut di Jalan Tol Semarang-Solo, Nyawa 1 Penumpang Isuzu Elf Melayang
Benda cagar budaya di Desa Keprabon berupa yoni.
Sementara benda cagar budaya di Desa Wonoboyo, berupa rumah situs.
Lalu bagaimana nasib dari kedua cagar budaya tersebut di tangan PT Jogjasolo Marga Makmur (JMM) selaku pelaksana pembangunan Tol Solo-Jogja?
GM Lahan dan Unititas PT JMM, Muhammad Tilawatil Amin mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah.
Baca juga: Daftar Jalan Tol di Solo yang Ditutup Total karena PPKM Darurat, Ternyata Ada yang Masih Dibuka
"Ada dua cagar budaya masuk dalam peta Jalan Tol Solo-Jogja, masing-masing di Desa Wonoboyo dan Desa Keprabon, dan sudah berkoordinasi dengan BPCB Jateng," ujar Amin kepada TribunSolo.com, Kamis (4/11/2021).
Dia mengatakan, penyelesaian antara dua benda cagar budaya tersebut sedikit berbeda.
Untuk benda cagar budaya di Desa Keprabon akan dilompati.
Sementara untuk benda cagar budaya di Desa Wonoboyo akan dibuatkan jembatan Elevated mengambang dengan panjang 200 meter.
"Keputusan ini berdasarkan hasil koordinasi kami dengan BPCB Jateng, " ujarnya.
Target Selesai Tahun 2023
PT Jogjasolo Marga Makmur (JMM) menargetkan pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) Tol Solo-Jogja di Kabupaten Klaten, rampung di tahun 2023.
GM Lahan dan Unititas PT JMM, Muhammad Tilawatil Amin Mengatakan pihaknya tengah fokus membuat struktur box dan pengurukan tanah di wilayah Jalan Tol Solo-Jogja.
"Kita fokus di struktur box untuk jalan dan air irigasi," ujar Amin kepada TribunSolo.com, Kamis (4/11/2021).
Baca juga: Vanessa Angel Dikabarkan Tewas di Tol Nganjuk Bersama Sang Anak, Ashanti Minta Netizen Cek kabar
Baca juga: Gibran Sebut Ada Orang Tua Tolak Bawa Anak Positif Covid-19 untuk Isolasi Terpusat
Amin mengatakan, target pembangunan proyek tersebut jadi dan diresmikan 17 Agustus 2023 mendatang.
Sementara itu, untuk target konstruksi pembangunan tol di tahun 2021 mencapai 25 persen.
"Optimis akan berjalan lancar, karena masyarakat Klaten kondusif," kata Amin.
Dia mengatakan, terdapat 2 benda cagar yang masuk dalam area Tol Solo-Jogja.
Baca juga: Sisi Lain Tol Solo-Jogja : Pengepul Untung Jutaan Rupiah, Borong Besi Bekas di Rumah yang Dibongkar
Dua benda itu berada di Desa Keprabon, Kecamatan Polanharjo, dan Desa Wonoboyo, Jogonalan.
Amin telah berkoordinasi dengan Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah terkait hal tersebut.
"Benda Cagar Budaya di Desa Keprabon kami lompati, sedangkan di Desa Wonoboyo, tepatnya di lokasi penemuan, kami buat jembatan elevated mengambang sepanjang 200 meter," terang Amin.
Punya Dua Rest Area
Kabupaten Klaten bakal memiliki dua rest area apabila proyek jalan tol Jogja-Solo sudah selesai dikerjakan.
Dua rest area itu adalah rest area Manjungan yang terletak di Desa Manjungan, Kecamatan Ngawen.
Sedangkan satunya yakni rest area Jagalan yang ada di Desa Jagalan dan Desa Demakijo, Kecamatan Karangnongko.
Baca juga: Kronologi Sepeda Motor Terjun ke Jalan Tol Jakarta-BSD, Dua Orang Menderita Patah Tulang
Baca juga: Pemerintah Larang Mudik Lebaran, Simak Jadwal Penyekatan Kendaraan di Jalan Tol
Bupati Klaten, Sri Mulyani berharap pembangunan jalan tol ini bisa memberi dampak yang lebih besar bagi masyarakat di Bumi Bersinar.
"Karena rest area yang dibangun itu ada di Klaten maka harus memberi dampak untuk kami," tuturnya belum lama ini.
Untuk itu, pihaknya ingin rest area nanti 50 persen dikelola oleh pemerintah daerah.
Baca juga: Ada Warga Protes hingga Kirim Surat ke Presiden, Ini Pembelaan Pengelola Proyek Jalan Tol Solo-Jogja
"Sehingga rest area itu nantinya bisa diisi oleh pelaku usaha mikro kecil menengah UMKM untuk berjualan di sana," katanya.
Menurutnya, usulan itu disambut positif oleh PT Jogja-Solo Makmur Mandiri (JMM).
"Sejauh ini usulan tersebut disetujui oleh JMM," terangnya.
Kades Datangi BPN
Sejumlah kepala desa mendatangi Badan Pertanahan Nasional (BPN) Klaten guna mencari tahu nilai uang ganti rugi tanah tol Jogja-Solo.
Hal ini terungkap dari Kepala BPN Klaten, Agung Taufik Hidayat.
"Kedatangan mereka kemarin ingin kejelasan soal nilai penggantian tanah secara global dan meminta harga tanaman pun dihitung sendiri (satuan)," kata dia kepada TribunSolo.com, Sabtu (5/6/2021).
Agung menyatakan akan menyampaikan usulan tersebut kepada tim appraisal.
Baca juga: Bak Petir di Siang Bolong, Wanita Karangpandan Ini Kaget Rumahnya Terbakar saat Rewang ke Tetangga
Baca juga: Warga Meninggal karena Covid-19, Pasar Ikan di Bayat Klaten Ditutup, Asal-usul Penularan Masih Buram
"Nanti tim appraisal juga akan diundang untuk memberi penjelasan ke masyarakat yang terdampak tol Jogja-Solo," katanya.
Di antaranya menurut dia, Desa Joho, Desa Karangduren dan Desa Demakijo belum memperoleh jadwal terkait dengan musyawarah tol.
"Saat ini belum, sebab kami bekerja sesuai urutan jadwal," terangnya.
Hal itu dilakukan agar program pembangunan tol Jogja-Solo berjalan lancar.
Pihaknya menargetkan tahun ini kegiatan musyawarah bisa terlaksana semua.
"Termasuk di tiga desa itu tadi," imbuhnya.
Bergelimang Uang
Wilayah Kabupaten Klaten merupakan salah satu daerah yang terdampak pembangunan proyek jalan tol Jogja-Solo.
Sejauh ini dua kecamatan sudah menerima uang ganti rugi terkait dengan proyek strategis nasional (PSN) tersebut.
"Dua kecamatan itu adalah Polanharjo dan Delanggu," ujar Kasi Pengadaan Tanah BPN Klaten, Sulistiyono, Selasa (1/6/2021).
Dijelaskannya, ada 496 bidang tanah yang sudah menerima pembayaran uang ganti rugi.
Dia merincikan, bidang-bidang tanah yang terdampak itu tersebar di tujuh desa.
Baca juga: Gemasnya Kepala DKK, Muncul Klaster Baru di Manahan Pasca Acara Reuni Lansia dari Luar Kota Solo
Baca juga: Nasib Sertifikat Tanah Masih Abu-abu Usai 5 Ruangan BPN Klaten Terbakar,Arsip Tol Solo-Jogja Gimana?
"Tujuh desa itu antara lain Keprabon, Sidoharjo, Mendak, Polan, Sidomulyo, Kauman, dan Kapungan," ucapnya.
Untuk nominal uang yang dibayarkan terkait pembebasan ratusan bidang tanah di dua kecamatan tersebut menelan anggaran sekitar Rp 400 miliar.
"Kurang lebih Rp 400 miliar dan sudah dibayarkan seluruhnya," jelasnya.
"Tidak ada sepeser uang pun yang dipotong dari pihak bank. Jadi warga yang terdampam terima uangnya utuh," papar dia.
Untuk diketahui, pembangunan jalan tol Jogja-Solo di Klaten menerjang 50 desa/kelurahan yang tersebar di 11 kecamatan.
Adapun total bidang tanah yang terdampak sekitar 4.071 bidang dengan luas sekitar 3.728.114 meter persegi.
Puluhan Desa
Sebanyak 51 bidang tanah di Desa Kadirejo dan Desa Jungkare, Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten terdampak pembangunan proyek jalan tol Jogja - Solo.
Para pemilik tanah nantinya akan mendapatkan uang ganti rugi.
Kasi Pengadaan Tanah BPN Klaten, Sulistiyono mengatakan, jumlah uang ganti rugi yang harus dibayarkan untuk 51 bidang yang terdampak mencapai Rp 51 miliar.
"Sekitar segitu uang yang akan dibayarkan untuk pembangunan jalan tol Jogja-Solo," ujar Sulistiyono, Sabtu (29/5/2021).
Baca juga: Inilah Untung Raharjo, Warga Terdampak Tol Solo-Jogja yang Membuat Monumen Setum di Ngawen Klaten
Baca juga: Delapan Desa di Jogonalan Lenyap Tergusur Tol Solo-Jogja, Tak Hanya Rumah, Sekolah & Masjid Pindah
Kata dia, uang sebesar Rp 30 miliar untuk membebaskan tanah di Desa Kadirejo.
"Sementara untuk yang di Desa Jungkare sebesar Rp 21 miliar," ujarnya.
Menurutnya, proses musyawarah antara warga dengan Satker PPK tol Jogja-Solo berjalan baik.
Ia mengaku, dalam musyawarah tersebut dimungkinkan ada warga yang minta ganti rugi tapi bukan dengan uang.
"Kami sempat berpikir nanti ada warga yang minta diganti dengan tanah lain atau sawah."
"Namun semuanya sepakat untuk ganti rugi akan dibayar pakai uang," tutur dia.
Sekolah & Masjid Pindah
Sebelumnya, sebanyak ada 8 desa di Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten terdampak proyek Tol Solo-Jogja.
Camat Jogonalan, Sutopo menjelaskan, sampai saat ini 8 desa yang terdampak proyek Jalan Tol Solo-Jogja tersebut masih dalam tahap musyawarah.
Adapun desa-desa tersebut yakni Tambakan, Tangkisan, Prawatan, Somopuro, Joton, Wonoboyo, Granting dan Dompyongan.
"Masih lancar, tak ada gejolak penolakan dari warga," kata dia ditemui TribunSolo.com di Balai Desa Perawatan, Selasa (30/3/2021).
Baca juga: Imbas Tol Solo-Jogja Terjang Ratusan Hektare Sawah Penghasil Beras Pulen di Klaten, Ini Kata Pemkab
Baca juga: Tegas! Klaten Surplus, Sri Mulyani Blak-blakan Tolak Impor Beras yang Digulirkan Menteri Perdagangan
Adapun dari delapan desa itu, yang paling banyak terdampak proyek nasional tersebut berada Desa Dompyongan.
"Luasan yang paling banyak terdampak di sana," jelasnya.
Bahkan lanjut dia, beberapa fasilitas publik bakal ikut tergusur, salah satunya rumah ibadah, sekolah, serta pemakaman.
"Kalau tidak salah Sekolah yang terdampak di Dompyongan dan Wonoboyo," akunya.
Kaya Mendadak
Nasib mujur datang menghampiri seorang Satpam Pabrik bernama Wahyu Tri Hananto (38) warga RT 01 RW 02, Dukuh Mendak, Desa Mendak, Kabupaten Klaten.
Bagaimana tidak,dia dan keluarganya akan menjadi milyader baru di Kabupaten Klaten.
Wahyu bakal mendapat ganti rugi karena lahan miliknya terdampak proyek Tol Solo - Jogja.
Jumlahnya tidak sedikit, mencapai Rp 2,5 miliar.
Wahyu mengatakan, sawah milik keluarganya yang terdampak proyek tol sekitar 2.283 meter persegi.
"Syukur dapat rejeki nomplok," kata dia, Jumat (19/3/2021).
Baca juga: Mimpi Warga Klaten yang Kaya Mendadak Terdampak Proyek Tol Solo - Jogja: Naik Haji - Beli Sawah
Baca juga: Satpam Pabrik di Klaten Jadi Sultan, Bakal Terima Uang Ganti Rugi Tol Solo-Jogja Rp 2,5 Miliar
"Saya bekerja sebagai buruh pabrik garmen," ungkap Wahyu saat ditemui di kediamannya.
Dia mengatakan, uang ganti rugi sawah miliknya akan dibelikan sawah lagi.
"Nanti lainnya akan disimpan lagi kalau ada keperluan mendesak," jelas dia.
Bila uang tersebut cair, warga sudah merencanakan naik haji sampai membeli sawah.
Seperti Mulyana (52) warga yang sawahnya terdampak proyek tol.
Dia mengatakan, uang ganti rugi sawah miliknya diperkirakan mencapai Rp 724 Juta.
Nantinya, bila uang itu sudah cair akan digunakan untuk naik haji, sementara sisanya untuk menyekolahkan anak.
"Sawah saya ikut terdampak Tol Solo-Jogja sekitar 1.103 meter persegi dari total sawah saya sekitar 1.800 meter persegi," ucap Mulyana, Selasa (16/3/2021).
Mulyana mengatakan, sawahnya ditawar sekitar 600 ribu per meter, sudah lebih tinggi dari harga pasaran saat ini.
"Harga tawar disini lebih tinggi dibanding harga nila jual objek pajak (NJOP) Rp 250 ribu per meter, saya setuju dengan penetapan harga tersebut," ujar Mulyana.
"Nanti mau saya pakai naik haji sama istri dan 4 anak saya," papar dia.
Bahkan, untuk mengurus ganti rugi tanahnya tersebut, dia sampai mengambil cuti kerja dari kantornya di Bekasi.
Sementara, warga lainnya, Sartono (49) akan menggunakan uang yang dia dapat untuk membeli sawah lagi.
"Tanah saya dihargai Rp 710 Juta, saya kalau dapat, beli tanah di sini lagi, kalau tidak di desa tetangga," kata dia. (*)