Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Sragen Terbaru

Menyulap Kue Sagon, Cemilan Jadul yang Dianggap Ndeso Jadi Kekinian di Sragen : Topping-nya Melimpah

Kue sagon merupakan jajanan pasar tradisional dengan bahan dasar parutan kelapa.

Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Septiana Ayu
Satu porsi sagon dengan topping coklat ala Sagon CSB yang dijual di depan Bank BKK Karangmalang, Kabupaten Sragen. 

"Karena memang selama pandemi ini jualan juga lesu," kata dia.

Selama Nimas ditutup, pelaku UMKM di Sragen kelimpungan untuk memasarkan produknya.

Mereka terpaksa mencari tempat sendiri untuk berjualan, yang berdampak langsung ke penjualan.

"Otomatis penjualan menurun, karena di Nimas tempatnya sangat strategis, jadi Nimas sangat berpengaruh ke penghasilan kita," terangnya.

Bahkan, kini puluhan pelaku UMKM di Sragen masih menanggung tanggungan membayar angsuran tenda untuk berjualan di Nimas.

"Masih mengangsur pinjaman di bank untuk tenda itu, Rp 3 juta pertahun, sebulan Rp 300 ribu," ungkapnya.

Dengan begitu, tak ada modal dan pemasukan, yang membuat pelaku UMKM terpaksa gulung tikar.

Pendapatan Anjlok

Semenjak diberlakukan pengetatan PPKM, Night Market Sukowati (Nimas) terpaksa ditutup.

Sudah 3 bulan pelaku UMKM kehilangan lapaknya untuk berjualan. 

Salah satu pelaku UMKM, Alvian Prihantoro mengatakan, dampaknya dari penutupan Night Market, ia kehilangan pendapatan hingga 80 persen.

Baca juga: Sragen Belum Bisa Terapkan PPKM Level 1, Bupati Yuni Ungkap Alasannya

Baca juga: Aturan PPKM Sudah Dilonggarkan, Sentra Kuliner Veteran Brigjen Katamso Sragen Masih Sepi

"Pendapatan turun lebih dari 50 persen, jika biasanya dapat Rp 10 juta perbulan, selama PPKM ini bahkan menyentuh Rp 2 juta," katanya kepada TribunSolo.com, Jumat (5/11/2021). 

Sehari-hari Alvian berjualan susu segar, yang dijualnya melalui toko offline maupun secara online.

Melalui Night Market, Alvian mengaku sangat mendongkrak penjualan.

Baca juga: Satgas Covid-19 Beberkan Alasan PPKM Level 3 di Jakarta Lebih Lama Ketimbang Daerah Lain

Lantaran, selain tempatnya yang strategis juga menjadi ajang promosi, karena Night Market selalu dibanjiri pengunjung.

"Karena di Nimas bisa promosi, serta berjualan di tempat yang strategis, sehingga sangat berpengaruh sekali dalam segi penjualan," terangnya. 

Ia berharap, Nimas dapat segera dibuka oleh Pemkab Sragen, agar perekonomian dapat kembali berjalan.

"Harapannya bisa segera dibuka, namun kita juga mengikuti anjuran pemerintah," pungkasnya. (*) 

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved