Berita Boyolali Terbaru
Angka Kemiskinan Boyolali Naik saat Pandemi Corona: Pemkab Sebut Bangun Data, Agar Tepat Sasaran
Selama Pandemi Covid-19 angka kemiskinan di Kota Susu bertambah dari 93,75 ribu jiwa pada tahun 2019 menjadi 100,59 ribu jiwa pada tahun 2020.
Penulis: Tri Widodo | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo
TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Selama Pandemi Covid-19 angka kemiskinan di Kota Susu bertambah.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan angka kemiskinan di Boyolali dari 93,75 ribu jiwa pada tahun 2019 menjadi 100,59 ribu jiwa pada tahun 2020.
Menurut Bupati Boyolali, M Said Hidayat, sejak pandemi Covid-19 angka kemiskinan di Boyolali terus bertambah dari 9,53 persen menjadi 10,18 persen.
Baca juga: Cerita Warga Boyolali, 8 Tahun Tidak Mengurus KTP: Bisa Buat Baru saat Program Jemput Bola
Baca juga: Disdukcapil Boyolali Jemput Bola ke Desa, Tuntaskan Persoalan Administrasi Kependudukan: Sehari Jadi
“Kami minta para Camat dan kepala Desa untuk melakukan percepatan dengan pembenahan data menyeluruh,” ujar Said.
Menurut Said, peran para Camat dan Kepala Desa serta Lurah sangat penting sebagai tangan panjang Pemkab Boyolali ke masyarakat.
Sehingga program yang sudah direncanakan dalam meneruskan Boyolali Pro Investasi ini dapat berjalan dengan baik.
Baca juga: Pengendara Supra Asal Teras Boyolali Tewas, Tabrak Mobil Karimun Berhenti di Jalan Solo-Semarang
“Pro Investasi adalah bagian dari Visi Misi, tetapi Pro Nangkis (Penanggalan Kemiskinan) itu adalah bagian yang terpenting untuk langkah-langkah kita ke depan,” tegas Said.
Untuk itu, Bupati Said mengajak para Camat untuk segera melangkah dengan semangat Boyolali Metal.
Slogan yang selalu digaungkan ini yaitu Melangkah Bersama Menata Bersama Penuh Totalitas yang bertujuan untuk memberikan energi positif dalam mensukseskan visi dan misi dengan melibatkan peran serta Camat.
Baca juga: Penampakan Batu yang Dipakai Orang Gangguan Jiwa, untuk Serang Bakul Cilok hingga Tewas di Boyolali
Selain itu, pihaknya juga telah meluncurkan program Monitoring Center for Development (MCD) untuk menghimpun data riil di masyarakat hingga tingkat RT.
"Kita mulai dari ruang lingkup paling ujung, RT. Maka tujuannya kita buat data yang baik, agar bisa menjadi acuan dalam perencanaan pembangunan Boyolali,” katanya.
Data yang terkumpul tersebut akan menggambarkan potret dan kondisi riil masyarakat.
Dengan begitu daerah-daerah yang kurang, ataupun masyarakat yang masih membutuhkan bisa disentuh program peningkatan kesejahteraan atau infrastruktur agar masyarakat bisa meningkatkan ekonominya.
Baca juga: Penampakan Batu yang Dipakai Orang Gangguan Jiwa, untuk Serang Bakul Cilok hingga Tewas di Boyolali
Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setda Boyolali, Insan Adi Asmono mengatakan melalui MCD yang di update tiap bulan ini program pemerintah bisa tepat sasaran hingga tingkat bawah.
Tujuannya untuk ketepatan sasaran bagi daerah yang perlu intervensi pemkab.
"Pemerintah akan hadir untuk masyarakat. Misalnya ada potensi masyarakat miskin di suatu RT. Pemerintah akan melakukan upaya-upaya untuk membantu masyarakat yang membutuhkan," ujarnya. (*)
Demo Masak Berujung Penipuan Guru di Boyolali, Sales Kabur Setelah Kantongi Rp 9,6 Juta |
![]() |
---|
Kesaksian 3 Bocah di Boyolali : Nyaris Diculik Pengendara Mobil, Dapat Iming-iming Mie Ayam |
![]() |
---|
8 Guru SMK di Boyolali Tertipu Sales Alat Masak : Sudah Bayar Rp9,6 Juta, Barang Tak Kunjung Datang |
![]() |
---|
Akhir Tahun Ini, Tiga Ruas Tol Bakal Tersambung : Semarang-Solo, Solo-Kertosono dan Solo-Jogja |
![]() |
---|
Waspada Ban Pecah, Pengendara Diimbau Ganti Ban Setelah Pemakaian 5 Tahun |
![]() |
---|