Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Janji Menko Marves Luhut Pandjaitan Soal Bisnis PCR: Kalau Terbukti Terima Duitnya, Saya Resign

Nama Luhut Binsar Pandjaitan dan Erick Thohir beberapa waktu lalu disangutpautkan dengan bisnis tes Covid-19.

Fitri Wulandari/Tribunnews.com
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta Selatan, Rabu (8/1/2020). 

TRIBUNSOLO.COM - Nama Luhut Binsar Pandjaitan dan Erick Thohir beberapa waktu lalu disangutpautkan dengan bisnis tes Covid-19.

Kabar ini bermula saat mantan Direktur Publikasi dan Pendidikan Publik Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Agustinus Edy Kristianto membeberkan isu bisnis tes Covid-19 melalui akun Facebook miliknya.

Baca juga: Luhut Pandjaitan dan Erick Thohir Dilaporkan ke KPK Terkait Bisnis PCR, Begini Kata Pelapor

Dirinya mengatakan, sejumlah nama Menteri Presiden Joko Widodo, diduga masuk ke dalam bisnis tes Covid-19 baik PCR maupun Antigen.

Sejumlah nama Menteri diantaranya seperti Luhut Binsar Panjaitan hingga Erick Thohir.

Buntut dari penjabaran tersebut memunculkan berbagai asumsi dari masyarakat.

Kabar terbarunya, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan siap mundur, jika terbukti menerima uang dari bisnis tes PCR melalui PT Genomik Solidaritas Indonesia (GSI).

"Kalau saya (terbukti) terima duitnya, saya resign, gampang saja itu."

"Gitu aja repot," kata Luhut dalam wawancara dengan CNN TV, Jumat (12/11/2021).

Luhut menceritakan, pendirian PT GSI diinisiasi sejumlah perusahaan-perusahaan milik konglomerat pada tahun lalu.

Tujuannya, mereka ingin membantu pengadaan tes PCR di tanah air yang saat itu terus mengimpor.

Menurut Luhut, permintaan tes PCR saat itu terbilang tinggi, berada di kisaran 5-7 juta per minggu.

Karena itu, PT GSI didirikan sebagai usaha sosial tanpa menarik keuntungan.

Dia mengaku menaruh sejumlah uang untuk turut membantu pendirian PT GSI tersebut.

Maksudnya, ia mengharapkan perusahaan itu dapat membantu memenuhi permintaan tes PCR yang sangat tinggi.

"Karena kekurangan PCR ada 7-8 perusahaan, itu mau bikin usaha sosial tidak ada deviden untuk membantu PCR ini, yang bisa 15 ribu sekali putar satu hari."

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved