Berita Boyolali Terbaru
Penyebab Sejumlah Desa di Cepogo, Selalu Terjerat Longsor saat Musim Hujan, Sampai Akses Warga Putus
Tanah longsor tak pernah absen menimpa sejumlah desa di Kecamatan Cepogo, kabupaten Boyolali.
Penulis: Tri Widodo | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo
TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Tanah longsor tak pernah absen menimpa sejumlah desa di Kecamatan Cepogo, kabupaten Boyolali.
Satu di antaranya di Dukuh Taring, Desa Wonodoyo yang berada di punggung bukit.
Sebelah utaranya adalah Dukuh Kujon, sedangkan sebelah selatan Dukuh Nglendong.
Namun kedua dukuh itu dipisahkan oleh jurang yang cukup dalam.
Akses ke Dukuh Taring dari kedua dukuh tetangga itu harus melewati jalan di tebing jurang.
Wilayah pegunungan dengan kontur tanah yang berbukit-bukti terjal menjadikan wilayah itu menjadi langganan terjadinya tanah longsor.
Baca juga: Periksa 9 Saksi Perampokan di Gudang Rokok Serengan Solo, Polisi Dalami Keterlibatan Orang Dalam
Baca juga: Longsor di Cepogo Boyolali : Tebing Setinggi 10 Meter Ambrol, Jalan Antar Desa Terputus
Kades Wonodoyo, Kecamatan Cepogo, Tarto mengungkapkan jika wilayahnya hampir setiap musim hujan selalu terjadi longsor.
Beruntung, tanah longsor yang terjadi termasuk kategori kecil-kecil dan tidak sampai menimbulkan korban jiwa.
Longsor yang sering terjadi yakni tebing jurang atau ladang pertanian dan menutup akses jalan.
“Sampai saat ini belum pernah menimbulkan korban jiwa,” jelasnya kepada TribunSolo.com, Selasa (16/11/2021).
Camat Cepogo, Waluyo Jati, mengatakan tanah longsor selain di Desa Wonodoyo, juga terjadi di Desa Gedangan, Desa Jombong dan Desa Genting.
“Tapi yang paling berat di Dukuh Taring, Desa Wonodoyo ini, kemarin sempat terisolir karena dua akses jalan semua tertutup tanah longsor,” jelas dia.
Waluyo Jati mengimbau masyarakat untuk selalu waspada dan hati-hati.
Pasalnya, curah hujan kali ini diprediksi tinggi dan sangat rawan terjadi tanah longsor.