Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berit Boyolali Terbaru

Fix! Exit Tol Ngasem Colomadu Bakal Dilenyapkan, Keluar Masuk Tol Solo-Jogja & Solo-Ngawi Dipindah

Exit tol Ngasem di Jalan Raya Solo-Semarang yang membelah Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar dengan Banyudono, Boyolali dipastikan ditutup.

Penulis: Tri Widodo | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Tri Widodo
Belasan girder overpass yang telah terpasang untuk menyambungkan jalan Tol Solo-Jogja dengan jalan Tol Solo-Ngawi, di pinggir Jalan Raya Solo-Semarang, Jumat (19/11/2021) 

Mundakir, seorang warga Klaten pemilik lahan yang terdampak Proyek Tol Solo-Jogja berencana menggugat hasil musyawarah ganti rugi Tol Solo-Jogja di Kabupaten Klaten.

Pria tersebut merasa tidak mendapat keadilan, karena lahannya dihargai lebih rendah dari lahan-lahan sebelumnya.

Baca juga: Warga Klaten Menggugat ke Pengadilan, Uang Ganti Rugi Tol Solo-Jogja Dianggap Terlalu Murah

Mundakir pun berencana menggugat ke Pengadilan Negeri Klaten.

Ia meminta harga ganti rugi lahannya minimal hingga 3 kali lipat dari harga sebelumnya.

Pria itu bernama Mundakir, Warga Ngupit Baru, Desa Ngawen, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Klaten.

"Kami menolak harga dari hasil musyawarah ganti rugi tol Solo-Jogja, menurut saya harga yang ditawarkan mereka di bawah standar,"ucap Mundakir, kepada Kamis, (18/11/2021).

Lahan Mundakir yang terdampak sendiri dihargai oleh proyek Tol Solo-Jogja seharga Rp 3 juta per meter.

Mundakir tak terima, karena harga pasaran tanah di sekitar rumahnya sudah sekitar Rp 4 juta hingga Rp 5 juta per meter.

Bahkan menurutnya, sawah yang ditebus oleh proyek Tol Solo-Jogja, harganya bisa 4 hingga 5 kali lipat dari harga pasaran awal.

"Kalau dibandingkan dengan sawah harganya sampai Rp 800 - Rp 900 per meter, padahal sebelum proyek jalan tol harganya hanya Rp 150- Rp 200 per meter," kata Mundakir.

Lalu berapa yang diminta Mundakir dari proyek Tol Solo-Jogja?

"Kami meminta harga tanah juga dihargai seperti harga sawah yang bisa mencapai 4 hingga 5 kali lipat," imbuhnya.

Menurut Mundakir, harga pasaran tanah di tempatnya, sudah tembus Rp 5 juta per meter.

Sehingga, ia meminta harga tiga kali lipat dari harga tersebut, atau sekitar Rp 15 juta per meter.

Dia menduga, dalam pembebasan lahan terdampak Tol Solo-Jogja di Kabupaten Klaten ada permainan terselubung.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved