Berita Sragen Terbaru
Keramatnya Sendang di Turi Sragen, Pernah Ada yang Tak Selamatan Sebelum Acara,Sejumlah Warga Celaka
Ada sebuah tradisi unik di Kampung Turi, Kelurahan Sine, Kecamatan/Kabupaten Sragen yang masih ada hingga kini.
Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Asep Abdullah Rowi
Tak hanya sampai disitu, siapa pun orang yang datang ke Sendang Joko Pitutur, dilarang untuk membawa pulang kayu dari area sendang.
Diketahui, terdapat beberapa jenis pohon di sendang tersebut, seperti pohon asem hingga pohon beringin.
Baca juga: Cerita Aneh Pemandian Air Panas PB X di Langenharjo : Dibor Lagi Mesin Meledak, Padahal Sudah Ritual
Baca juga: Ada 16 Motor Diamankan Polisi di Klaten : Pakai Knalpot Brong, Meresahkan Masyarakat
Siapapun tak berani mengambil, pastinya bagi yang nekat membawa pulang akan terkena marabahaya.
"Larangannya hanya satu, tidak boleh membawa pulang kayu dari sana, jika dibakar di situ masih boleh," jelasnya.
Ada satu patahan kayu di sudut lokasi sendang, yang sudah tertancap puluhan tahun, namun tidak keropos dan masih utuh hingga sekarang.
Sejarah Dukuh Turi
Cerita aneh diyakini secara turun temurun di Dukuh Turi, Kelurahan Sine, Kecamatan/Kabupaten Sragen.
Apa itu? Cerita itu yakni warga dilarang membuat sumur yang sudah ada sejak dulu hingga kini.
Suasana Kampung Turi saat ini hampir padat dengan perumahan warga, lantaran lokasinya yang strategis berada di pinggir jalan ramai.
Juga masih ada area persawahan yang tersisa milik warga yang masih dikelola hingga kini.
Sesepuh Kampung Turi, Ngadiman (75) mengatakan, ditilik dari peta buatan Belanda, waktu itu Kampung Turi masih berbentuk rawa-rawa.
Perkembangan jaman, rawa-rawa itu diubah menjadi persawahan karena mulai didatangi orang.
Satu persatu warga berdatangan ke Kampung Turi, yang kemudian bekerja sebagai petani, untuk mengolah sawah.
Saat ini, mata pencaharian warga beraneka ragam, mulai dari petani hingga ASN.
Dia mengatakan nama Turi diambil dari nama sendang yang ada di kampungnya itu.