Virus Corona
Apa Itu Omicron? Varian Baru Virus Covid-19 yang Kini Mengancam Dunia, 500 Persen Lebih Menular
Dari data epidemiolog, Omicron bisa meningkatkan tingkat positivity rate dalam kurun waktu 3 minggu.
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNSOLO.COM - Sejumlah negara di dunia kini mulai mewaspadai adanya varian baru dari virus Covid-19 B.1.1.529 atau Omicron.
Omicron, varian Covid-19 yang berasal dari Afrika saat ini tengah menjadi perhatian.
WHO sebelumnya telah mengumumkan Omicron menjadi variant of concern (VOC).
Berdasarkan penelitian WHO, varian baru ini lebih mengkhawatirkan dan tingkat penularan drastis.
Hal itu pun disepakati Epidemiolog Indonesia dari Griffith University, Dicky Budiman.
Ia menyebut omicron menjadi varian baru yang langsung ditetapkan jadi variant of concern.
Baca juga: Jumlah Siswa SD Positif Covid-19 di Solo Makin Bertambah, Gibran Sebut akan Tanggung Jawab
Baca juga: Dinkes Sragen Tak Bisa Pastikan Jadwal Vaksin Covid-19 untuk Anak di Bawah 12 Tahun: Tunggu Pusat
Padahal, biasanya setiap varian baru akan melalui tahap variant under investigation ataupun interest.
Berarti bisa dikatakan varian baru ini sudah memenuhi 3 kriteria yang dikhawatirkan.
"Ini kalau bicara variant of concern, berarti ada antara 3 kriteria terpenuhi, bahwa kemungkinan kecepetannya, keparahannya, termasuk dia bisa merubah atau bisa menurunkan efikasi ataupun treatment vaksinasi. Ini artinya tanda yang sangat serius," kata Dicky, dikutip dari tayangan YouTube Kompas TV, Minggu (28/11/2021).
Dari data epidemiolog, kata Dicky, Omicron bisa meningkatkan tingkat positivity rate dalam kurun waktu 3 minggu.

Bahkan dalam kurun 2 minggu, varian baru Covid-19 ini bisa mendominasi transmisi kasus 75 persen di tengah kasus varian Delta.
Sehingga diprediksi tingkat kecepatan penularan Omicron ini bisa 500 persen lebih cepat dibanding virus Covid-19 awal, yang berasal dari Wuhan.
"Yang kita ketahui Delta 100 persen lebih cepat menular dari varian di Wuhan, Itu sebabnya hitungan dari beberapa epidemiolog, termasuk saya berdiskusi."
"Kita prediksi awal, tapi mudah-mudahan salah, 500 persen lebih cepat menular dari virus liar Wuhan," ujar dia.

Meskipun kasus varian baru ini belum ditemukan di Indonesia, Dicky menyarankan pemerintah melakukan dua hal sebagai langkah antisipasi.