Berita Sukoharjo Terbaru
Miris, 41 Pelajar di Sukoharjo Positif HIV: Ada Kasus Hubungan Seks Sesama Jenis
Kasus HIV/Aids di Kabupaten Sukoharjo ditemukan di kalangan pelajar. Sebanyak 41 kasus tersebut merupakan kasus kumulatif yang ditemukan selama ini.
Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri
TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Kasus HIV/Aids di Kabupaten Sukoharjo ditemukan di kalangan pelajar.
Dari data Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo, dan Yayasan Sahabat Sehat Mitra Sebaya (Yasema) Kabupaten Sukoharjo, ada 41 pelajar yang positif HIV/Aids.
Koordinator dan Penanggungjawab Yasema Garis Subandi mengatakan, 41 kasus tersebut merupakan kasus kumulatif yang ditemukan selama ini.
Baca juga: Bikin Sedih, 20 Ibu Hamil di Sragen Terjangkit HIV AIDS Selama 2021, Jumlah Meroket dari Tahun 2020
Baca juga: Catatan Dinkes Boyolali, Tahun Ini Tambah 72 Kasus HIV/AIDS: 7 Orang Meninggal Dunia
"Penyebabnya ada berbagai macam, ada yang karena faktor orang tua, narkoba, dan sex," katanya, Senin (6/12/2021).
Dari faktor tersebut, hubungan sex menjadi penyebab yang dominan dalam memengaruhi penularan HIV/Aids di kalangan pelajar.
Tak hanya hubungan sex lawan jenis, Yasema juga menemukan ada kasus perilaku hubungan sex yang menyimpang, seperti homo dan lesbi.
"Untuk penularan faktor orang tua dan penyalahgunaan narkoba, angkanya sangat kecil. Mayoritas karena sex," ujarnya.
Baca juga: Pandemi Sudah Berbulan-bulan, Belum Ada Pengidap HIV/AIDS di Sragen Terpapar Covid-19
Faktor perkembangan teknologi juga memengaruhi perilaku sex dikalangan pelajar ini.
Utamanya, Yasema menyoroti media sosial (medsos), dan aplikasi pencarian jodoh.
"Aplikasi pencari jodoh, bisa menjadi sarana para pelajar menjadi korban seksual yang bisa berujung tertular HIV/AIDS. Makanya perlu intervensi untuk edukasi pencegahan risiko penularan," pungkasnya.
Terpisah, Kepala DKK Sukoharjo Yunia Wahdiyati mengatakan, kasus baru penularan HIV Aids di Kabupaten Sukoharjo mengalami kenaikan.
Ditambah adanya 41 pelajar yang menyandang HIV/Aids, yang angkanya cukup tinggi.
Baca juga: Pandemi Sudah Berbulan-bulan, Belum Ada Pengidap HIV/AIDS di Sragen Terpapar Covid-19
Oleh karenanya, DKK dan Yasema terus melakukan berbagai upaya pencerahan penularan virus HIV/Aids.
"Untuk kelompok masyarakat yang berperilaku tidak berisiko kami edukasi agar tidak melakukan gaya hidup berisiko. Sedangkan untuk yang berisiko, kami dorong mereka agar rutin memeriksakan kondisi kesehatan mereka dan meminta untuk mengantisipasi," ujarnya.