Ban Kapten Dicopot, Masa Depan Aubameyang di Arsenal Mulai Gelap, Tuchel Coba Menghubungi

TRIBUNSOLO.COM - Pierre - Emerick Aubameyang baru saja kehilangan ban kapten Arsenal akibat ia dianggap melanggar disiplin.

Kabar itu pun sampai ke telinga manajer Chelsea Thomas Tuchel.

Ia pun berencana menghubungi Aubameyang di beberapa kesempatan.

"Saya akan melakukannya di beberapa kesempatan. Saya merasa menyesal dia dalam masalah," ucap Tuchel dilansir dari Mirror.

"Saya percaya pada karakter positifnya tetapi saya tidak terlibat dalan situasi ini atau klubnya. Ini hanya soal hubungan saya saja," tambahnya.

Aubameyang dan Tuchel pernah berada di bawah payung yang sama yakni Borussia Dortmund.

Pemain Gabon itu membantu Tuchel menenangkan trofi bergengsi pertamanya sebagai pelatih.

Itu ada DFB Pokal pada tahun 2017.

Baca juga: Janji Ralf Rangnick Tidak Manjur, Kontrak Baru Jesse Lingard Buntu, Bisa Cabut Saat Januari

Baca juga: Kutukan Irfan Bachdim : 4 Kali Starter, Persis Solo Menang Sekali, Kalah dari PSIM & Rans Cilegon

Masa depan Aubameyang kini pun tengah tanda tanya setelah pencopotan ban kapten. Manajer Arsenal Mikel Arteta telah mencoretnya dari daftar skuad.

“Apakah dia memainkan pertandingan terakhirnya untuk Arsenal? Yang bisa saya katakan adalah bahwa untuk saat ini, dia keluar dari skuad, dia tidak terlibat dan sayangnya, ini adalah keputusan yang telah kami ambil," ucap dia.

"Apa yang bisa saya katakan untuk saat ini adalah, anda dapat memahami bahwa banyak hal yang harus dicerna dan keputusan yang sangat sulit untuk dibuat, jadi kami membutuhkan sedikit waktu. Ini adalah situasi yang sangat tidak menyenangkan,".

"Keputusan yang kami buat benar-benar menyakitkan, dan masih seperti ini dan perlu sedikit waktu untuk pulih. Jadi untuk saat ini, dia tidak terlibat dalam skuad," tambahnya.

Arteta juga menjelaskan alasan pencopotan ban kapten Aubameyang.

“Apa yang saya harapkan dari siapa pun di klub sepak bola ini, yang mewakili lencana ini, dengan penuh semangat dan bahwa dia benar-benar memberikan 100 persen, bahwa dia menempatkan klub di depan kepentingan pribadi apa pun dan mampu melakukan apa saja untuk memenuhi lencana yang kita miliki di dada," ucap dia.

“Selain itu, Anda dapat mendengarkan individu dan Anda dapat memahami budaya yang berbeda, tetapi komitmen dan semangat itu harus ada. Sayangnya, tidak".

“Keputusan yang kami ambil sebagai klub sangat jelas. Itu karena kami percaya bahwa dia telah gagal berkomitmen pada tingkat yang kita semua harapkan dan sepakati. Ini sesederhana itu," imbuhnya. (*)