Berita Sragen Terbaru
Misteri Situs Kuno Candi Guwo di Karangmalang : Ada Orang Nekat Masuk Tanpa Izin, Tak Bisa Keluar
Situ Candi Guwo di Karangmalang Sragen membawa misteri, karena banyak sekali kisah di luar nalar manusia.
Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari
TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Di sudut Kabupaten Sragen, terdapat satu situs yang ditandai dengan berdirinya pohon beringin tua berusia ratusan tahun.
Pohon tersebut menjulang tinggi, dengan akar gantungnya yang menjalar sampai bawah.
Situs yang berada di Kelurahan Plumbungan, Kecamatan Karangmalang itu diresmikan oleh mantan Bupati Sragen, Agus Fathurrahman pada 29 Desember 2015.
Dalam batu peresmian itu, diketahui bahwa situs itu disebut sebagai Candi Guwo Plumbungan.
Bahkan saking lamanya, dua juru kunci situs Candi Guwo sebelumnya telah meninggal dunia.

TribunSolo.com mencoba menggali informasi dari istri mantan juru kunci kedua, yakni Kromo Sugito, yang berusia lebih dari 70 tahun.
Mbah Gito, begitu panggilan akrabnya, kurang mengetahui persis sejarah awal adanya situs Candi Guwo tersebut.
Nenek yang kini telah memiliki dua buyut itu, hanya tahu jika ada sosok penunggunya.
"Yang saya tahu namanya Candi guwo, kenapa disebut seperti itu, saya kurang tahu persis," ujarnya kepada TribunSolo.com, Senin (20/12/2021).
"Di sana ada Eyang Candi Guwo, sosoknya sudah tua, namun tinggi dan besar," tambahnya.
Baca juga: Potret Baru Gunung Kemukus Sragen : Jauh dari Kesan Angker & Mistik untuk Esek-esek, Kini Kekinian
Baca juga: Misteri Rabu Legi di Boyolali : Dalam Sehari Geger Penemuan Mayat Bergelimpangan di Sejumlah Tempat
Menurutnya, keberadaan makam Eyang Candi Guwo ditempat tersebut juga tidak terlihat.
"Pastinya di sana ada batu besar, didekat pohon beringin, apakah nisan atau tidak kurang tahu," jelasnya.
Mengenai keberadaan bangunan candi sesuai dengan sebutannya, Mbah Gito sedikit membenarkan hal tersebut.
"Iya, kemungkinan ada candi gaib di sana," singkatnya.
Tak hanya itu, menurut Mbah Gito di situs tersebut, juga dihuni berbagai jenis hewan, namun tak kasat mata.
Ia menyebut, ada belalang, kalajengking, kera putih, dan yang paling sering keluar adalah ular berukuran besar.
Namun, saat keluar ular tersebut tidak suka mengganggu manusia.
Ada Sosok Kera Siluman
Ada sosok kera putih yang dianggap juga menghuni situs tersebut.
Mengetahui hal itu, dulu warga kelurahan Plumbungan yang akan menggelar pertunjukan wayang, dilarang memunculkan tokoh kera.
"Warga di sini kalau gelar wayang tidak boleh memunculkan lakon kera, jika nekat pasti diganggu," kata Mbah Gito.
Berdasarkan cerita Mbah Gito, sewaktu sang mertua masih menjadi juru kunci, lokasi Situs Candi Guwo memang benar-benar angker.
Konon, dulu ada orang yang nekat masuk ke situs tersebut tanpa izin, namun tidak bisa keluar lagi.
Agar dapat keluar lagi, orang tersebut harus meminta bantuan kepada mertua Mbah Gito, yang merupakan juru kunci saat itu.
"Dulu di sana angker, kalau ada orang yang masuk, nggak bisa keluar, di sekitar lingkungan itu," terangnya.
"Yang bisa mengeluarkan ya mertua saya, panggil-panggil, Pak saya tidak bisa keluar, dijawab oleh mertua saya, salah siapa waktu gini malah ramban, habis itu dikeluarkan, akhirnya keluar," paparnya.
Namun, menurut Mbah Gito situs itu kini tak lagi angker.
Semua orang bisa masuk dan dapat melakukan semacam pertapaan, bagi yang ingin keinginannya terwujud.
"Sekarang banyak orang yang bertapa disana, biasanya saat bulan Sura, boleh tidur disana, ada yang datang juga untuk nyekar," jelasnya.
"Kalau mau keinginannya terwujud, dia harus kuat, saat tidur biasanya ada kalajengking, ular lewat ditubuhnya, kalau nggak kuat, ya tidak terwujud keinginannya," tambahnya.
"Permintaannya macam-macam, ada yang ingin dapat kerja, naik pangkat, atau sekedar ingin tercukupi sandang pangannya," begitu Mbah Gito mengakhiri. (*)