Berita Solo Terbaru
Pasar Puwosari Solo Sudah Dibangun Rp 3,8 Miliar, Gibran Minta Jangan Buat Tidur & Tempat Tinggal
Pedagang mulai berjualan kembali di Pasar Purwosari, di Jalan Slamet Riyadi kawasan Flyover Purwosari, Kecamatan Laweyan.
Penulis: Fristin Intan Sulistyowati | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Fristin Intan Sulistyowati
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Pedagang mulai berjualan kembali di Pasar Purwosari, di Jalan Slamet Riyadi kawasan Flyover Purwosari, Kecamatan Laweyan.
Salah satu pedagang, Pardi, menyambut baik dengan bangunan yang jauh lebih bagus, bersih dan rapi jika dibandingkan dengan sebelumnya karena tua.
Pasalnya pasar yang ada sejak 1940 lantaran kondisinya sudah tidak layak untuk ditempati.
"Kondisinya saat ini lebih baik," kata dia disela-sela diresmikan oleh Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, Selasa (21/12/2021).
Dia berharap dengan perbaikan pasar itu bisa mengangkat harkat hidup pedagang yang sudah puluhan tahun mengadu nasib.
"Saya sudah berjualan dari tahun 80, semoga dengan pasar baru ini usaha lebih bagus lebih maju lagi," harap dia.
Gibran berharap agar pedagang dan pembeli menjaga pasar yang memiliki kios sebanyak 29 unit, 144 los dan 8 los daging ini.
"Jaga kebersihan, masih baru harus sama-sama di rawat," kata dia.
Baca juga: Gibran Temukan Dinding Pasar Legi Ada yang Gempil, Minta Perbaiki Sebelum Peresmian Januari 2022
Baca juga: Update Muktamar ke-34 NU : PCNU Karanganyar Sudah Tiba di Lampung, Ingin Penguatan Posisi Syuriyah
"Pasar lebih tertata harapannya lebih ramai lagi, di Purwosari transaksi di pasar tradisional lebih kencang lagi," harapnya.
Tak hanya itu, berdasarkan pengalaman, Gibran meminta pasar tradisional untuk aktivitas jual beli saja dan tidak boleh dipakai untuk tempat tinggal atau tidur.
"Tidak boleh tidur di sini, tidak boleh pasang MMT, spanduk tadi juga sudah ada transaksi online, retribusi juga online dengan e-retribusi," ujarnya.
Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Solo Heru Sunardi, mengatakan Pasar Purwosari Solo menggunakan dana dari pusat.
Namun recofusing anggaran pandemi sehingga menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2021 yang sebelumnya direncanakan pakai APBN via Kementerian Perdagangan.
"Saat DED sudah dibuat dan pasar dirobohkan terjadi refocusing sehingga mundur 1 tahun dan baru dibangun 2021 pakai APBD," ucapnya.