Berita Sragen Terbaru
Sopir Truk di Sragen Ngamuk Pukuli Pak Sekdes : Murka Tahu Pak Sekdes Pacari Putrinya
Pria yang dihajar TY itu adalah IWK, pria 33 tahun yang bekerja sebagai Sekdes atau Sekretaris Desa di wilayah Sragen.
Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Aji Bramastra
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari
TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Insiden TY (42), seorang ayah kalap lalu memukuli kekasihnya di Desa Jekani, Kecamatan Mondokan, Kabupaten Sragen, menyisakan cerita lain.
Warga di sekitar kediaman TY, mengenal pria itu memang sebagai sosok yang temperamental, atau mudah marah.
Baca juga: Setelah Pukuli Pacar Anaknya, Ayah di Sragen Pesan ke Korban Jangan Ganggu Anaknya Lagi
"Sifatnya memang beringas, gampang marah, mudah tersulut emosi," kata seorang warga kepada TribunSolo.com, Jumat (31/12/2021).
Warga mengenal TY bekerja sebagai seorang sopir truk.
Ia biasa mengantar kacang-kacangan dari Sragen menuju Jakarta.
TY pun diketahui juga jarang pulang ke rumahnya.
Mengamuknya TY ke kekasih putrinya memang mengherankan.
Kepada polisi, TY mengaku tak terima anaknya dipacari oleh pria yang dihajarnya itu.
Ini cukup mengherankan, karena kekasih anak TY pria yang punya pekerjaan mapan.
Pria yang dihajar TY itu adalah IWK, pria 33 tahun yang bekerja sebagai Sekdes atau Sekretaris Desa di wilayah Sragen.
Usut punya usut, anak TY kabarnya masih berusia 19 tahun.
Entah ada hubungannya atau tidak, tapi selisih usia sejoli ini memang terpaut cukup jauh.
Terpisah, Kapolsek Tanon, AKP Primadhana Bayu Kuncoro menjelaskan, dari hasil pemeriksaan, tindakan yang dilakukan TY karena tidak menyetujui hubungan anaknya dengan pacarnya itu.
"Dari hasil pemeriksaan keterangan dari pelaku, karena tidak menyetujui hubungan antara korban dan anak pelaku, tidak ada keterangan yang lain untuk motifnya," ungkapnya, Jumat (31/12/2021).
AKP Bayu menambahkan, antara korban dan anak pelaku sudah menjalin hubungan selama 6 bulan terakhir.
Diperkirakan selama menjalin hubungan, tidak ada permasalahan antara korban dan anak TY.
Bahkan, sebelum kejadian, korban sempat bertemu dan memberikan makanan.
"Kalau hubungan bisa dikatakan baik-baik saja, karena sebelum kejadian, korban dan anak pelaku sempat bertemu memberikan makanan," pungkasnya. (*)