Berita Karanganyar Terbaru
Ini Cerita Bowo, Sosok Pria yang Sukarela Urai Kemacetan Saat Tawangmangu Diserbu Ribuan Wisatawan
Mengenakan rompi oranye, Bowo membawa peluit di jalan tersebut. Dia terlihat sedang mengatur kendaraan agar tidak terjadi timbulnya gesekan
Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Aji Bramastra
Ia tak menampik kalau ia mendapat uang dari pengendara, atas usahanya membantu mengurai kemacetan itu.
Tapi, Bowo menegaskan, ia sama sekali tak pernah meminta apalagi mengancam pengendara yang tak memberi uang.
Bowo mengaku, dua pekerjaan tetapnya adalah menjadi tukang parkir mulai pagi hingga sore.
Sementara itu, sekitar pukul 18.00 WIB hingga pukul 24.00 WIB dia berdagang sate menggunakan sepeda motornya.
"Saya bekerja pagi hingga dini hari untuk menghidupi istri dan dua anak saya," kata Saeful.
Penghasilannya sebagai tukang parkir dan penjual sate keliling pas-pasan.
Bahkan penghasilannya sebagai jukir bisa nol, karena sepinya pengunjung di lokasi parkir yang dikelolanya.
Dari menjual sate, ia dapat sekitar Rp 100 ribu.
"Siang jadi tukang parkir, ya paling nggak, bisa beli nasi, untuk sate ayam baru bisa buat mutar modal saja," ungkap Bowo. (*)