Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Solo Terbaru

Pakar UNS Solo Tanggapi Tren Artis Adopsi Boneka Arwah, Ingatkan Fenomena Jelangkung dan Nini Thowok

Dalam mitologi Jawa ada perilaku supranatural menggunakan media visual, seperti boneka, untuk berdialog dengan entitas arwah.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
Instagram
Sejumlah artis mengoleksi Boneka Arwah. 

TRIBUNSOLO.COM -- Tren mengadopsi boneka arwah atau spirit doll belakangan terjadi di Indonesia.

Sejumlah publik figur memamerkan boneka arwah yang diperlakukan seperti anak sendiri.

Salah satunya adalah artis yang juga desainer, Ivan Gunawan.

Ivan Gunawan begitu aktif memposting foto bersama dua boneka arwahnya ke Instagram sejak Desember tahun lalu.

Perlakuan Ivan Gunawan terhadap boneka arwah miliknya pun istimewa.

Ia menganggap dua spirit doll miliknya seperti bayi sungguhan.

Baca juga: Ivan Gunawan Anggap Boneka Bagai Anak Sendiri Tuai Pro dan Kontra, Igun Beberkan Alasannya

Baca juga: Viral Sejumlah Artis Koleksi Boneka Arwah, Apa Dampaknya Bagi Si Pemilik? Begini Kata Psikiater

Bagaimana tidak? Pria yang akrab disapa Igun ini memakaikan baju bayi boneka arwahnya, lalu membuatkan akun Instagram pribadi, hingga ada newborn photoshot khusus untuknya.

Ivan Gunawan anggap boneka jadi anaknya
Ivan Gunawan anggap boneka jadi anaknya (Instagram)

Tak disangka, aksi Igun ini pun sempat viral di media sosial.

Yang mana banyak warganet, beberapa pemuka agama, dan psikolog ikut berkomentar.

Tidak sedikit warganet yang meyangkutpautkan keberadaan dua boneka arwah itu dengan hal-hal berbau mistis.

Lantas, apakah yang dikatakan warganet tersebut benar? Dan, apakah fenomena memiliki boneka arwah di Indonesia khususnya di tanah Jawa adalah hal yang lumrah?

Menurut pemerhati budaya Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Tundjung Wahadi Sutirto, fenomena spirit doll di Indonesia bukanlah sesuatu yang baru.

Pasalnya, masyarakat sejak lama memang sudah mempercayai boneka arwah.

Dalam mitologi Jawa ada perilaku supranatural menggunakan media visual, seperti boneka, untuk berdialog dengan entitas arwah.

Bahkan, di daerah lain juga terdapat fenomena permainan supranatural dengan menggunakan boneka atau visualisasi wujud manusia.

Dia mencontohkan, di kebudayaan Jawa boneka yang dipercaya sebagai media mendatangkan arwah adalah Jelangkung.

Sedangkan, di daerah lain disebut Nini Thowok atau Nini Thowong.

"Jelangkung terbuat dari gayung atau di Jawa disebut dengan siwur (alat mandi) yang terbuat dari bathok dan diberikan ragangan kayu untuk tangan. Kalau Jelangkung itu dipersonifikasikan sebagai figur laki-laki, maka spirit doll yang personifikasinya perempuan disebut dengan Nini Thowok," ucap Tundjung melansir laman UNS, Selasa (4/1/2022).

Spirit doll efek pengaruh kebudayaan

Tundjung mengatakan, keberadaan spirit doll dalam mitologi Jawa erat kaitannya dengan perkembangan animisme dan dinamisme.

Dalam berbagai khasanah dan pustaka sejarah disebutkan sejak zaman Mesolitikum sudah muncul kepercayaan terhadap kekuatan roh.

Kemudian, hadirnya paham Hindu-Budha semakin memperkaya kepercayaan terhadap roh yang sebelumnya sudah ada.

Hal ini, menurut Tundjung, mendorong manusia untuk hidup dan membangun harmonisasi dengan entitas roh.

Hasil harmonisasi itulah yang kemudian melahirkan perilaku menghadirkan roh dalam visualisasi diri orang dan boneka atau benda bertuah.

"Dalam tradisi seni pertunjukkan menghadirkan roh dalam penampilannya banyak dijumpai di Jawa seperti Jathilan, Sintren, Jaran Kepang dan sebagainya," ujarnya.

Dia menyampaikan, kisah dalam dunia pewayangan juga memperkuat kepercayaan penjelmaan roh pada alam kehidupan duniawi.

Tidak hanya itu, Tundjung menyebut ada spirit doll bernama Ca Lai Gong dalam kebudayaan Tiongkok yang turut dipercaya dapat menghadirkan arwah.

"Misalnya, bagaimana kisah pewayangan tokoh Bambang Ekalaya yang menciptakan patung Durna sebagai visualisasi guru yang mahir mengajarkan memanah dan lebih unggul daripada Arjuna yang berguru kepada Durna secara biologis," jelas dia.

Spirit doll di tanah Jawa

Tundjung menerangkan, tidak ada momentum khusus yang merujuk pada kepopuleran spirit doll.

Meski begitu, penggunaan kekuatan spiritual dalam konteks historis perilaku sering kali muncul saat masa-masa krisis.

Dia mencontohkan, ketika terjadi krisis ekonomi di tahun 1929, muncul dan populer visualisasi makhluk halus yang disebut dengan Nyi Blorong.

Kemudian di era revolusi Indonesia pasca kemerdekaan, mulai muncul banyak aliran kebatinan yang menjadi era suburnya kepercayaan terhadap kekuatan supranatural.

"Jadi, konstruksinya hampir sama bahwa boneka arwah itu tetap ada dari dulu hingga sekarang sebagaimana era yang diklasifikasikan sebagai era ontologi seperti saat ini tetapi faktanya era mistis masih selalu ada dan berkembang sesuai konteks zamannya," sebut Tundjung.

Penggunaan spirit doll

Tundjung menjelaskan, dalam khasanah kebudayaan Jawa, spirit doll dijadikan media untuk mengetahui hal-hal gaib yang berada di luar kemampuan kesadaran manusia.

Misalnya, dalam permainan Jelangkung, arwah yang datang bisa ditanya siapa namanya, kapan meninggalnya, dan memberikan informasi terhadap sesuatu yang akan terjadi.

Bahkan, spirit doll disebut Tundjung bisa digunakan untuk menyakiti orang.

Dalam praktik santet dan teluh, bagian tubuh spirit doll bisa direkayasa untuk menyakiti orang yang dijadikan target.

"Misalnya, dengan ditusuk bagian jantungnya boneka itu kemudian jantungnya orang yang jadi sasaran korban juga akan tersakiti. Tetapi, tidak sedikit yang menggunakan media boneka arwah seperti Jalangkung itu untuk iseng permainan di kala bulan purnama," jelas dia.

Tundjung yang juga dosen di Prodi S1 Ilmu Sejarah FIB UNS menerangkan, spirit doll dalam kebudayaan Jawa divisualisasikan sebagai manusia.

Oleh karenanya, spirit doll memiliki bagian-bagian tubuh layaknya manusia, seperti kepala yang terbuat dari bathok (tempurung kelapa) atau dari irus (pengaduk sayur).

Kemudian, untuk bagian tangan boneka arwah biasanya dibuat dari kayu yang disilangkan dan diberikan kain untuk bajunya.

"Hanya, permainannya dengan menggunakan isyarat tulisan dan tidak dapat dialog secara audiovisual dalam berkomunikasi antara arwah dengan pembuat atau pemiliknya," ucap dia.

Dia menegaskan, jika spirit doll seperti jelangkung ingin dimainkan, maka pemainnya harus lebih dari satu orang.

Nantinya, salah satu pemain akan bertugas sebagai pemanggil atau orang yang menghantarkan kehadiran arwah.

Sementara pemain lainnya bertugas memegangi boneka arwah agar tetap berdiri.

"Ada kepercayaan bahwa orang-orang tertentu yang hanya bisa memainkan spirit doll itu sesuai pemahaman dan kepercayaan masyarakat lingkungannya karena mungkin terbiasa saja bermain boneka arwah (spirit doll), seperti jelangkung itu," tukas dia.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Viral Artis Adopsi Spirit Doll, Ini Kata Pakar UNS

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved