Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Viral

Viral TNI Bentrok dengan Petani di Sawah, Beda Versi Penjelasan Antara Kodam dan Kepala Desa

Konflik yang terjadi ini ternyata sudah lama terjadi dan sampai saat ini kedua belah pihak masih mengklaim masing-masing kepemilikan.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
Kolase Tribunnews
Tangkap layar bentrok TNI dengan petani di Deli Serdang, Sumatera Utara, Selasa (4/1/2022). 

TRIBUNSOLO.COM, DELI SERDANG - Video yang memperlihatkan kericuhan antara anggota TNI dengan petani viral di media sosial.

Tampak dalam video, sejumlah anggota TNI berseragam terlibat bentrok dengan sejumlah petani di sebuah sawah.

TNI dan warga pun saling saling dorong.

Kericuhan itu juga diwarnai aksi pemukulan hingga jerit dan tangisan pun terdengar.

Video itu lantas jadi perbincangan usai diunggah di Twitter oleh akun @MurtadhoRoy, Rabu (5/1/2021)_.

Baca juga: Viral Rombongan Jokowi Menepi untuk Beri Jalan Ambulans, Simak Urutan Kendaraan yang Jadi Prioritas

Baca juga: Bahar Bin Smith Adu Mulut dengan Anggota TNI, Kuasa Hukum Benarkan: Untuk Saling Menasihati Saja

Kejadian tersebut rupanya terjadi di Dusun Saor Matio, Desa Seituan, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Selasa (4/1/2022).

Bentrok terjadi antara Pusat Koperasi Angkatan Darat (Puskopkar) A Kodam I/Bukit Barisan dengan petani.

Kronologi pihak TNI

Dikutip dari TribunMedan, Sekum Puskopkar A Bukit Barisan, Letkol Caj Drs Wendrizal membeberkan kronologi bentrokan yang terjadi.

Bentrok itu bermula dari pihaknya yang hendak memasang plang pemberitahuan bahwa lahan tersebut milik Kodam I/BB berdasarkan keputusan Mahkamah Agung.

Diterangkan Wendrizal, awalnya sekira pukul 07.15 WIB ia memimpin personel Puskopar dan Yonzopur I/DD untuk melaksanakan apel.

"Pasukan tiba di lokasi sekitar pukul 09.30 WIB. Pasukan langsung ke titik rencana pemasangan di sebelah Timur lahan," kata Wendrizal kepada Tribun Medan, Rabu (5/1/2022).

Dikatakannya pemasangan plang tidak terlaksana karena penggarap tidak mengizinkan.

Saat itu massa masyarakat cukup ramai.

Untuk menghindari gesekan dengan masyarakat, pihaknya tidak jadi memasang plang di titik Timur.

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved