Berita Klaten Terbaru
Ini Kakek Muchtar, Tak Kaget Dapat Uang Tol Solo-Jogja Rp 7,5 Miliar,Ternyata Profesinya Mengejutkan
Saat pembayaran ganti rugi Tol Solo-Jogja di Desa/Kecamatan Ngawen, Kabupaten Klaten, ada penerima yang paling besar mendapatkannya.
Penulis: Ibnu Dwi Tamtomo | Editor: Asep Abdullah Rowi
"Saya hanya terkena 5 meter persegi," ucapnya.
Dia mengaku pasrah dengan keputusan itu, karena dia takut tanahnya hilang tanpa ganti rugi.
Baca juga: Inilah Alasan Pengadilan Negeri Klaten, Tolak Gugatan Warga Ngawen yang Terdampak Tol Solo-Jogja
"Lha gimana, kalau enggak dilepas ya hilang" ucapnya.
Sarwi menjelaskan uangnya akan diberikan kepada 4 anaknya. (*)
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ibnu Dwi Tamtomo
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Kata pepatah, ada gula ada semut sepertinya mengambarkan kondisi warga Ngawen, Klaten yang baru saja menerima uang dari ganti rugi proyek tol Solo - Jogja, Senin (10/1/2021).
Sebab, setelah menerima uang ganti rugi tersebut, mereka langsung dihadang para sales mobil.
Dari pantauan TribunSolo.com terlihat sales merek mobil yakni Toyota dan Honda berjaga di pintu keluar para penerima ganti rugi Tol Solo-Jogja.
Baca juga: Tajir Melintir, Warga Klaten Dapat Rp 7,5 M dari Ganti Rugi Tol Solo - Jogja: Uang Dipakai Usaha
Baca juga: Warga Penasaran Kejadian Aneh di Proyek Tol Solo-Jogja, Lihat Batu Raksasa yang Bermunculan di Sawit
Ada pula sales yang masuk ke dalam gedung untuk menawarkan produk jualannya.
Ditemui di lokasi penyerahan uang ganti rugi di Kantor Desa Ngawen, Anton Sebagai Group Leader Nasmoco Klaten menjelaskan, bahwa hingga kini jumlah pembeli dari penerima uang ganti rugi tol sekitar 20 orang.
"Untuk pengambilan unit baru di Toyota akumulasinya sekitar 20 unit," terang Anton.
"Unit mobilnya sekitar 300 hingga 400 juta, kalau jenis unitnya itu ada rush, innova dan avanza veloz," imbuhnya.
Baca juga: Kejadian Aneh di Proyek Tol Solo-Jogja, Berkali-kali Tanah di Sawit Dibor, Muncul Terus Batu Raksasa
Dia menjelaskan, bahwa family car masih menjadi produk yang diminati konsumen, karena rata-rata konsumen baru pertama kali memiliki mobil.
Selain itu konsumen lebih memilih jenis medium MPV ketimbang low MPV atau LCGC.
Anton menambahkan, bahwa pihaknya selalu melakukan jemput bola terhadap konsumen. Terlebih kepada konsumen yang potensial.