Rekam Jejak Exco PSSI Haruna Soemitro: Kerap Undang Kontroversi, Kini Jadi Sasaran Suporter Timnas
Haruna Soemitro jadi trending topik lantaran pernyataan kontroversial yang dilayangkannya sebagai Exco PSSI.
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNSOLO.COM - Nama anggota Exco PSSI, Haruna Soemitro, mendadak jadi perbincangan panas di media sosial Twitter.
Namanya bahkan dijadikan tagar khusus yang mayoritas berisi keluh kesah warganet pecinta sepakbola.
Terpantau, Senin (17/1/2022) pukul 09.00 WIB, ada 17 ribu tweet yang membicarakan tagar #HarunaOut.
Rupanya Haruna Soemitro jadi trending topik lantaran pernyataan kontroversial yang dilayangkannya sebagai Exco PSSI.
Pernyataan Haruna Soemitro itu dianggap mengerdilkan peran Shin Tae-yong sebagai pelatih Timnas Indonesia.
Baca juga: Reaksi Ketua PSSI Terkait Viralnya Video Witan Dijemput Pakai Pikap, Mengaku Kaget hingga Video Call
Baca juga: Menguak Alasan Shin Tae-yong Pelajari Islam ketika Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Ada Tujuan Mulia

Kontroversi muncul ketika Shin Tae-yong selaku pelatih Timnas Indonesia merasa tersinggung di tengah rapat evaluasi dengan Exco PSSI.
Kritik Haruna Soemitro kepada Shin Tae-yong yang menyebut bahwa prestasi yang diberikan sama dengan yang diberikan Luis Milla juga menimbulkan reaksi pedas.
Selain itu, Haruna Soemitro juga menyoroti adanya masalah komunikasi antara PSSI dengan Shin Tae-yong.
Padahal, sebelumnya Pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-yong, menilai ada hal utama yang lebih penting dilakukan sepakbola Indonesia ketimbang melulu memikirkan soal prestasi.
Alhasil nama Haruna Soemitro mendapatkan perhatian lebih pada pagi ini sekaligus digeruduk oleh para netizen.

Jika melihat kebelakang, sosok Haruna Soemitro pernah mengeluarkan pernyataan yang cukup mengejutkan juga soal pentingnya lisensi AFC bagi klub Indonesia.
Haruna Soemitro yang pernah merangkap jabatan sebagai Direktur Madura United pernah merasa rela timnya dianggap klub tarkam lantaran gagal lolos lisensi dari AFC.
Momen itu terjadi ketika kompetisi sepak bola nasional masih diliburkan lantaran situasi pandemi Covid-19, tahun lalu.
“Mau disebut profesional, tidak profesional, tarkam sama saja. Lebih baik tarkam karena hidup di mana-mana," ujar Haruna Soemitro dilansir Kompas, 27 November 2020 lalu.
"Hari ini saya lebih bangga menjadi klub tarkam dari pada klub profesional, karena dengan klub tarkam kita bisa kompetisi,” pungkasnya.
Pernyataan yang dilayangkan Haruna Soemitro itu tentu sempat menjadi kontroversi mengingat lisensi AFC bukanlah sekedar label saja.
Hal ini dikarenakan lisensi akan menjadi penilaian sejauh mana klub tersebut berproses menjadi satu kesatuan tim yang profesional baik di dalam maupun luar lapangan.

Beruntung, setahun kemudian ternyata Madura United berhasil menjadi satu dari sembilan tim Indonesia yang sudah mendapatkan lisensi dari pihak AFC.
Tercatat sebanyak 9 klub berhasil memperoleh Lisensi Klub AFC dan Lisensi Klub Nasional mulai tahun lalu.
Kesembilan klub tersebut, yaitu Arema FC, Bali United FC, Bhayangkara FC, Borneo FC, Madura United FC, Persib Bandung, Persija Jakarta, Persebaya, dan PSM Makassar.
Pembelaan untuk Shin Tae-yong Pasca Rapat Evaluasi dengan PSSI
Sudah dua tahun lebih sejak timnas Indonesia ditukangi oleh Shin Tae-yong.
Bersama Shin Tae-yong, timnas Indonesia dinilai terus mengalami perkembangan pesat.
Shin Tae-yong berhasil melakukan regenerasi di timnas Indonesia dengan baik.
Terbaru Shin Tae-yong sukses mengantarkan timnas Indonesia melaju ke babak final Piala AFF 2020.
Sayangnya, di partai final timnas Indonesia harus mengakui keunggulan Thailand dengan skor agregat 6-2.
Rentetan hasil positif itu pun membuat Shin Tae-yong mendapat dukungan dari pecinta sepak bola Indonesia.

Shin Tae-yong sendiri rupanya tidak mengutamakan mengejar prestasi selama menangani timnas Indonesia.
Ada alasan lebih mulia yang ingin dilakukan oleh Shin Tae-yong untuk Indonesia.
Pelatih berusia 52 tahun itu mengaku alasannya datang ke Indonesia adalah untuk mengubah sistem sepak bola di Tanah Air.
"Sebenarnya saya ke Indonesia untuk mengubah sistem sepak bolanya," kata Shin Tae-yong dalam wawancaranya dengan Myeongjangdeul dan diterjemahkan melalui akun YouTube BAL.
Menurut Shin Tae-yong, saat ini sepak bola di Indonesia belum bisa berharap banyak untuk berprestasi.
Shin Tae-yong menilai harus ada perbaikan lebih dulu di sistem sepak bola Indonesia.

Hal itu lah yang saat ini sedang coba dibenahi oleh Shin Tae-yong.
"Daripada terlalu berpikir pada prestasi, saya berpikir bahwa akarnya harus kuat agar ke atasnya juga kuat," tutur Shin Tae-yong.
"Tidak bisa hanya membebankan prestasi di kancah senior saja kepada pelatih," imbuhnya.
Shin Tae-yong sendiri membeberkan hal-hal yang sudah berhasil diubahnya selama dua tahun menagani timnas Indonesia.
"Sebelumnya, Indonesia adalah tim dengan rata-ratausia pemain tertua di Asia Tenggara," ungkap Shin Tae-yong.
"Tapi, sekarang di tangan saya rata-ratanya menjadi 21,5 tahun."
"Saya benar-benar merekrut banyak pemain muda," sambungnya.
Shin Tae-yong mengatakan bahwa dirinya ingin menyiapkan warisan untuk timnas Indonesia
"Saya bukan orang yang akan terus di sana (Indonesia)," kata Shin Tae-yong.
"Bagaimanapun saya harus menempa pemain muda dan mengubah sistemnya."
"Saya berusaha membuat tim dengan pemikiran seperti itu," katanya, dikutip dari Tribunnews.com dalam artikel Haruna Soemitro Digeruduk Netizen, Sempat Rela Madura United Dilabeli Tarkam Buntut Gagal Lisensi. (*)