Viral
Viral Iklan Penjualan Rumah di Karimunjawa Hanya untuk WNA, Warga Sekitar Khawatir Bakal Tersisih
Heboh polemik iklan rumah di Karimunjawa hanya untuk WNA, Kepala Dinas PUPR Kabupaten Jepara buka suara.
Penulis: Tribun Network | Editor: Reza Dwi Wijayanti
Di balik iming-iming kehidupan di pulau tropis nan eksotis seperti yang dijanjikan oleh The Start Up Island, warga lokal khawatir bahwa suatu waktu mereka akan terpinggirkan dengan kehadiran residensial mewah itu.
Salah satu warga Desa Kemujan Karimunjawa, Bambang Zakaria (54) mengatakan kehadiran orang asing yang menetap dengan kemewahan dan dunia mereka sendiri akan memunculkan sebuah lingkup sosial baru yang tidak mungkin bisa menyatu dengan warga lokal.
Selain itu, menurut Bambang yang sehari-hari melaut sembari mengurus penginapan milik keluarganya, situasi yang tercipta dengan residensial mewah akan berbeda dengan kehadiran wisatawan.
"Selama ini banyak wisatawan Eropa ke sini untuk berwisata, kami terpercik (secara ekonomi). Tapi ketika itu menjadi hunian, budaya kami, adat istiadat kami pun lama-lama akan tergeser," terang Bambang.
Alasannya karena mereka punya budaya sendiri.
Kekhawatiran itu semakin menguat karena banyak tanah di wilayah Karimunjawa kini telah dimiliki oleh orang-orang luar yang bukan warga lokal.
Bambang juga menyebut bukan tidak mungkin ke depannya akan muncul residensial mewah serupa seperti The Start Up Island.
"Lama-lama ini akan jadi 'kampung bule', karena bagi mereka tanah di sini itu katanya 'murah'. Kami akan tersisih, akhirnya pergi dari kampung kami sendiri," ujarnya.
Baca juga: Kisah Pria Izin Cuti Bulan Madu Ditolak Bos, Langsung Putuskan Resign, Endingnya Tak Disangka
Baca juga: Viral Anies Puji Nidji Bersuara Merdu dan Tidak Sumbang, Giring: Oktober Bakal Ada yang Tumbang
Meski begitu, warga sendiri sampai saat ini belum mendapat sosialisasi langsung terkait pembangunan residensial itu.
Padahal, konstruksi pembangunan The Start Up Island sudah mulai berjalan.
"Dulu pantai di sepanjang pantai barat Pulau Karimun itu kami gunakan untuk menanam rumput laut, aktivitas kita di situ lalu lalang lah, juga jadi area penggembala. Setelah dipagar ya sudah betul-betul enggak bisa," pungkasnya.
(*)