Berita Klaten Terbaru
Cerita Jembatan Girpasang Klaten yang Diresmikan Hari Ini, Impian Warga Sejak Puluhan Tahun Silam
Jembatan gantung Girpasang di Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten bakal diresmikan hari ini, Kamis (20/1/2021).
Penulis: Ibnu Dwi Tamtomo | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ibnu Dwi Tamtomo
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Jembatan gantung Girpasang di Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten bakal diresmikan hari ini, Kamis (20/1/2021).
Lokasinya berada di ketinggian sekitar 1.800 mdpl, sehingga orang yang melintas layaknya berada di atas awan.
Penampakan jembatan itu begitu indah, seperti di luar negeri dengan latar pemandangan alam yang hijau nan menentramkan.
Baca juga: Melihat Jembatan Girpasang Klaten, Dibangun di Atas Jurang Sedalam 150 Meter
Baca juga: Potret Jembatan Gantung Girpasang Klaten, Lewat Sembari Menikmati Keindahan Alam Lembah Merapi
Belum lagi ada gondola, 1001 anak tangga dan kopi khas Girpasang menjadi daya tarik tersendiri untuk wisatawan.
Ternyata di balik pembutan jembatan senilai Rp 5,8 miliar dari DPUPR Jateng, ada kisah yang menyentuh.
Bagaimana tidak, sebanyak 34 jiwa di tengah lingkaran jurang Sungai Pakis selama ini harus memutar dengan jarak yang jauh atau menantang maut dengan gondola sederhana.
TribunSolo.com pernah melakukan wawancara dengan warga sekitar bernama Agusno pada Sabtu (1/1/2021).
Baca juga: Wisatawan Kecele, Niatnya Cobain Wahana Baru Gondola di Girpasang Klaten, Malah Tutup Selama 2 Hari
Agusno bercerita, pembangunan jembatan ini memang membantu masyarakat sekitar.
"Sebelum ada gondola, warga hanya bisa mengandalkan jalan setapak, terlebih saat ada yang sakit," katanya kepada TribunSolo.com.
Dengan dibangunnya jembatan, maka menurut dia impian warga selama puluhan tahun lunas terbayar sehingga ada kemudahan akses keluar masuk desa.
"Bersyukur, karena impian warga Desa Girpasang sudah dari lama, ingin seperti warga yang lainnya bisa membawa kendaraan pulang sampai rumah," kata dia.
Dia menambahkan, bahwa selama ini kendaraan hanya bisa diletakkan di seberang desa tepatnya dibawah pohon beringin.
Namun, ada juga yang berani untuk mengelilingi perbukitan sejauh 3 kilometer hanya untuk membawa pulang motor sampai di rumah.
Sedangkan listrik baru masuk desanya sekitar tahun 2015.