Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Kerap Bikin Bingung Orang Jogja & Solo, Ternyata Ini Perbedaan HIK dan Angkringan Serta Asal Usulnya

Masyarakat Yogyakarta dan Solo kerap bingung dengan perbedaan istilah HIK dan angkringan. Kini terungkap perbedaannya.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNSOLO.COM
ILUSTRASI HIK di Kota Solo. Apa bedanya dengan wedangan? 

TRIBUNSOLO.COM, SOLO -- Masyarakat Yogyakarta dan Solo kerap bingung dengan perbedaan istilah HIK dan angkringan.

Pasalnya beberapa orang di Solo menyebut angkringan sebagai HIK atau wedangan. 

Sementara istilah angkringan adalah paling populer dan begitu khas di Yogyakarta.

Lantas kini muncul pertanyaan: apakah HIK dan angkringan berbeda?

Pertanyaan ini dijawab oleh ahlinya yakni Gunadi S.Pd.I atau akrab disapa Gugun selaku inisiator Desa Cikal Bakal Angkringan Ngerangan Klaten.

Baca juga: Kuliner Enak Wonogiri, Nasi Bancakan di Wedangan Seger Raos: Harga Rp 5 Ribu 

Baca juga: Manfaat Wedang Uwuh untuk Menurunkan Kolesterol, Bisa Didapatkan di 4 Angkringan di Solo Ini

Ia mengatakan bahwa angkringan dan HIK sebetulnya sama saja. 

"Sama saja, sebenarnya HIK itu cuma penyebutan kalau di daerah Solo. Kalau di Jogja di angkringan, kalau di Semarangan kucingan, dan sebagainya," tutur Gugun kepada Kompas.com, Rabu (18/01/2022). 

Sekalipun berbeda biasanya karena menyesuaikan budaya di daerah tersebut.

Misalnya kalau dekat dengan laut maka sajiannya bisa ditambahkan sate kerang. 

Atau, jika dekat dengan pengusaha belut, lauk nasi kucingnya bisa menggunakan sambal belut.

Gugun menegaskan bahwa HIK dan angkringan hanya berbeda dari penyebutan nama saja.

Mengenai konsep dan esensinya keduanya sama.  

"Kalau esensinya itu sebuah evolusi dari HIK, angkringan, kucingan, sego kucing, dan warung koboi. Nanti mungkin nanti akan ada di kota lain penyebutan beda mungkin ada," tegasnya. 

Lebih lanjut, HIK sendiri adalah singkatan dari Hidangan Istimewa Kampung.

Selain itu, nama tersebut juga diambil dari kebiasaan penjual HIK zaman dulu yang menjajakan dagangannya dengan mengeluarkan suara 'hiiik ter hiiik terr'. 

"Kemudian berkembang, semakin banyak. Kalau di Solo namanya kan HIK singkatan dari Hidangan Istimewa Kampung tapi sebenarnya cuma itu orang menjajakan makanan itu lo, bunyinya 'hiiik ter hiik terr' sebenarnya cuma gitu," kata Gugun. 

Pemilihan nama angkringan sendiri merujuk pada kebiasaan masyarakat yang suka nangkring atau mengangkat kaki ke kursi saat makan di angkringan. 

"Kan karena angkringan itu 'nangkring', orang kan kalau jajan di angkringan kakinya naik ke kursi biasanya," jelas Gugun. 

Namun Gugun juga menjelaskan bahwa istilah angkringan bisa jadi diambil dari pikulan.

Sebab mulanya angkringan dijajakan dengan cara dipikul keliling. 

"Kalau enggak angkring itu istilah untuk pikulan itu kan namanya angkring," tambahnya, dilansir dari artikel Kompas.com. (*)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved