Pengakuan Pekerja yang Dikerangkeng di Rumah Bupati Langkat: Saya Tak Pernah Segemuk Ini Sebelumnya

Temuan kerangkeng di rumah Bupati nonaktif Langkat, Terbit Rencana Paranginangin mendadak viral di masyarakat.

kolase tribunnews
Bupati Langkat Terbit Peranginangin (kiri) dan temuan penjara di rumahnya (kanan). 

TRIBUNSOLO.COM - Temuan kerangkeng di rumah Bupati nonaktif Langkat, Terbit Rencana Paranginangin mendadak viral di masyarakat.

Dilansir dari Kompas.com, Terbit Rencana Perangin-Angin menyatakan, kerangkeng manusia yang ada di rumahnya dipergunakan untuk merehabilitasi pelaku penyalahgunaan narkoba.

Baca juga: Polisi Diadang Warga saat Evakuasi 27 Orang Dikerangkeng di Rumah Bupati Langkat, Ini Alasan Warga

Namun, pengakuan itu dimentahkan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN).

Awal mula tersingkapnya kerangkeng manusia di rumah Terbit Perangin-Angin adalah dari laporan Perhimpunan Indonesia untuk Buruh Migran Berdaulat (Migrant Care) usai politikus Golkar itu terjaring operasi tangkap tangan (OTT) KPK.

Di dalam rumah Bupati nonaktif Langkat itu terdapat dua kerangkeng serupa penjara. Kerangkeng manusia itu terbuat dari tembok yang bagian depannya terbuat dari besi lengkap dengan gembok.

Migrant Care menduga kerangkeng itu digunakan sebagai penjara bagi para pekerja sawit yang bekerja di ladang Terbit Perangin-Angin.

"Kerangkeng penjara itu digunakan untuk menampung pekerja mereka setelah mereka bekerja. Dijadikan kerangkeng untuk para pekerja sawit di ladangnya," kata Ketua Migrant Care Anis Hidayah, Senin (24/1/2022).

Berdasarkan data yang dihimpun Migrant Care, ada 40 orang pekerja kebun sawit yang dipenjarakan dalam kerangkeng manusia tersebut. Jumlah pekerja itu kemungkinan besar lebih banyak daripada yang saat ini telah dilaporkan.

Para pekerja ini disebut bekerja sedikitnya 10 jam setiap harinya. Selepas bekerja, mereka dimasukkan ke dalam kerangkeng sehingga tak memiliki akses keluar.

Para pekerja bahkan diduga hanya diberi makan dua kali sehari secara tidak layak, mengalami penyiksaan, dan tak diberi gaji. Migrant Care pun akhirnya melaporkan temuan mereka ke Komnas HAM.

"Kami laporkan ke Komnas HAM karena pada prinsipnya itu sangat keji," ungkap Anis.

Polisi mengungkapkan, kerangkeng manusia berukuran 6x6 meter itu sudah ada di rumah Terbit Perangin-Angin sejak tahun 2012. Operasional kerangkeng manusia tersebut juga diketahui tak memiliki izin.

Baca juga: Fakta Sel Tahanan di Rumah Bupati Langkat, Ternyata Pernah Jadi Konten YouTube, Ini yang Dibahas

Pengakuan penghuni penjara

Penghuni penjara atau kerangkeng di kediaman Bupati Langkat nonaktif, Terbit Rencana Peranginangin membuat pengakuan.

Mereka juga turut membeberkan alasan bersedia dikerangkeng dan dipekerjakan di pabrik kelapa sawit milik bupati nonaktif itu.

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved