Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Wonogiri Terbaru

Ada Ancaman Lisus Jelang Peralihan Musim, BPBD Wonogiri : Ingat, Sepanjang 2021 Ada 40 Kali Kejadian

Kepala Pelaksana BPBD Wonogiri, Bambang Haryanto, mengatakan bahwa masyarakat harus mewaspadai dampaknya.

Penulis: Erlangga Bima Sakti | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/istimewa
Puting Beliung Besar di Wonogiri terjadi pukul 16.00 WIB, Rabu (20/1/2021). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Erlangga Bima Sakti

TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - Jelang peralihan musim, warga di Kabupaten Wonogiri diminta waspada ancaman lisus.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri, Bambang Haryanto, mengatakan bahwa masyarakat harus mewaspadai dampaknya.

Berdasarkan catatan BPBD Wonogiri, sepanjang tahun 2021 lalu, terjadi puluhan angin kencang yang menerjang Wonogiri.

"Sepanjang 2021, berdasarkan catatan kami ada 40 kejadian angin kencang," terang Bambang kepada TribunSolo.com, Sabtu (29/1/2022).

Puluhan kejadian itu, kata dia, tersebar di 14 kecamatan di Wonogiri. Kejadian angin kencang terbanyak dilaporkan terjadi di wilayah Kecamatan Wonogiri Kota.

Menurut Bambang, dari 40 kejadian itu merugikan hingga Rp 203.500.000. Angka itu dihitung dari kerusakan yang ditimbulkan, seperti misalnya kerusakan rumah.

"Di masa musim penghujan seperti ini patut diwaspadai dampak-dampak angin kencang. Misalnya patahnya dahan pohon atau bahkan tumbangnya pohon karena tersapu angin," kata dia

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi dampak angin kencang yang membuat pohon tumbang.

Salah satunya adalah mengurangi beban pohon yang berada di sekitar pemukiman atau rumah jika dinilai sudah terlalu berat dan rawan jika terjadi angin kencang.

"Mengurangi beban saja, bukan dipotong habis. Sebisa mungkin jangan dimatikan pohonnya," jelasnya.

Menurutnya, terkadang masyarakat enggan mengurangi beban pohon karena eman-eman. Utamanya jika pohon yang berbuah.

Baca juga: Heboh Seorang Ibu di Kuningan Melahirkan Tanpa Hamil: Berat Bayi 3,7 Kg, Ini Penjelasan Kades

Baca juga: Angin Puting Beliung Mengamuk di Bolong Karanganyar: Listrik Padam, Rumah Rusak 

Bambang pun meminta masyarakat agar bisa mengerti dan melakukan langkah antisipasi jika memang pohon dirasa kelebihan beban.

Sementara itu, penebangan pohon secara menyeluruh bisa dilakukan jika akar pohon sudah tua dan lapuk sehingga dinilai tak kuat menopang beban pohon dan rawan roboh.

Waspada Lisus di Sukoharjo

Sejumlah pohon di Kabupaten Sukoharjo bertumbangan Sabtu (15/1/2022).

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo, Sri Maryanto mengatakan, munculnya angin lebat disertai hujan deras harus waspada.

Dia memprediksi dalam waktu dekat atau di bulan Januari ini merupakan puncak penghujan, sehingga sering muncul angin kencang.

Masyarakat diminta untuk bersiap menghadapi puncak musim penghujan, pasalnya sejumlah fenomena terjadi di puncak musim penghujan tersebut, misalnya pohon tumbang.

"Ada di beberapa titik, di Kecamatan Bendosari satu pohon, kalau di Kecamatan Bulu ada di beberapa tempat yang ada pohon tumbang," kata dia.

Dia menjelaskan, saat itu di wilayah Sukoharjo, sekitar pukul 14.00 WIB memang diguyur hujan deras disertai dengan angin yang cukup kencang.

Sehingga, di sejumlah titik tersebut terjadi pohon tumbang. Meski begitu, Maryanto memastikan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.

Pohon-pohon yang tumbang tersebut, kata dia, ukuran dan jenisnya juga bermacam.

Mulai dari pohon angsana hingga pohon talok.

Baca juga: Hujan Es Disertai Angin di Trucuk, Bikin Relawan Terluka saat Evakuasi Warga,Kandang Sapi Juga Remuk

Baca juga: Mencekam, Hujan Es Baru Sebesar Kelereng Banjiri Desa di Trucuk Klaten,Atap Rumah Warga Sampai Bocor

"Hanya melintang jalan, tidak ada korban jiwa. Sempat terjadi kemacetan namun segera ditangani oleh BPBD dengan dibantu oleh banyak pihak," terangnya.

Atas kejadian tersebut, Maryanto mengimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada. Pasalnya, musim penghujan sedang memasuki puncaknya.

"Kalau memasuki cuaca ekstrem seperti ini, kita imbau untuk waspada. Misalnya di sekitar rumah ada pohon yang rimbun segera dipangkas," jelasnya.

Menurutnya, pemangkasan tersebut akan mengurangi beban pohon, sehingga sewaktu-waktu diterpa angin kencang dampaknya tidak terlalu besar.

Terlebih, puncak musim penghujan kali ini juga akan dipengaruhi oleh fenomena La Nina. Dengan begitu, akan ada peningkatan curah hujan.

"Selain itu, masyarakat juga bisa mulai membersihkan drainase dan saluran air agar tidak ada penyumbatan yang bisa menimbulkan genangan air," ujarnya.

Disisi lain, pihaknya juga baru saja melakukan kegiatan untuk pengurangan risiko bencana melalui penanaman tumbuhan vetiver atau akar wangi.

"Fungsinya itu bisa memperkuat, tadi pagi kita lakukan penanaman rumput vetiver di tanggul," tandas dia.

Timbulkan Korban

Hujan es disertai angin kencang mengakibatkan sejumlah pohon tumbang dan relawan terluka, Sabtu (15/1/2022).

Peristiwa itu terjadi di Desa Bero, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten.

Kepala Desa Bero, Suranto mengatakan, Relawan Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Parmanto bahkan terluka saat tengah mengevakuasi warga sekitar.

"Iya, yang kena 1 orang, atas nama Parmanto," terang dia kepada TribunSolo.com.

Suranto menceritakan bahwa batang pohon tersebut menimpa korban saat tengah mengevakuasi pohon tumbang.

"Tadi dari relawan FPRB Desa Bero, saat penangan pohon tumbang tertimpa batang pohon tapi sudah terkondisikan," terang dia.

"Terkena di bagian punggung, jadi saat batang pohon itu sudah terpotong lalu jatuh kena dia yang ada di bawah," imbuhnya.

Suranto menambahkan bahwa ukuran batang pohon tersebut cukup besar, sehingga harus mendapatkan perawatan ke rumah sakit.

Baca juga: Sejarah Masjid Tiban di Wonogiri : Lebih Tua dari Masjid Demak, Dibangun Wali Songo saat Cari Kayu

Baca juga: Tak Hanya di Trucuk, Fenomena Hujan Es Batu Ternyata Pernah Terjadi Juga di Ngawen Klaten

"Ukurannya sekitar 1 lengan orang dewasa, karena jatuh dari atas jadi efek tertimpa batang itu lumayan," ucap Suranto.

Kandang Sapi Rusak

Kandang sapi juga ambruk tertimpa pohon.

Sutinah (46) selaku pemilik pohon mengaku, saat itu angin sangat kencang.

"Anginnya kenceng, hujan deres sama es batu," terangnya.

"Ini pohon yang tumbang namanya pohon adem ati, panjangnya kurang lebih 7 meter mungkin lebih," imbuhnya

Sutinah menjelaskan bahwa pohon miliknya menimpa kandang sapi milik tetangganya, meski begitu tidak ada korban atas kejadian tersebut.

"Menimpa kandang sapi, tapi tidak ada yang jadi korban karena pohonnya tumbang," ujar wanita paruh baya itu.

Dia menuturkan bahwa pohon miliknya banyak yang tumbang akibat angin kencang.

Pemilik kandang, Anita menjelaskan bahwa sebelum kejadian cuaca sedang gerimis.

"Pertama cuma gerimis, terus angin kenceng itu," tegasnya.

"Saya dengar robuhnya, terus nengok kebelakang ternyata itu, pohon tumbang timpa di kandang," sambungnya.

Dia menambahkan bahwa pohon tersebut hanya menimpa tembok kandang dan atap di kandang sapi miliknya.

"Yaitu tembok roboh sama atap kandang," pungkasnya.

Mencekam saat Hujan Es

Hujan es sebesar kelereng menggemparkan Desa Bero, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten, Sabtu (15/1/2022).

Bahkan informasi yang dihimpun TribunSolo.com, hujan es itu disertai angin dan hujan air begitu deras dengan petir menyambar-nyambar siang menjelang sore.

Meski kejadian hanya singkat tak sampai berjam-jam, tetapi membuat perkampungan mencekam karena fenomena yang begitu menakutkan.

"Hujan es, angin kencang ditambah deras sekali, kejadiannya sekitar 15 menit," terang warga sekitar, Nabil Zohal Achir (19) kepada TribunSolo.com.

Nabil menambahkan bahwa hujan es batu yang turun dari langit tersebut bervariasi.

"Kecil ada yang besar juga ada, yang besar seukurannya kelereng," ucap Nabil.

"Kaget juga, tadi sampai ada atap seng yang terbang. Selain itu suaranya juga keras," imbuhnya.

Nabil menambahkan akibat kejadian tersebut sebagian atap rumahnya bocor.

"Di rumah bocor karena hujan es tadi," jelas dia.

Baca juga: Transformasi Gadis Ini Bikin Kaget, Saat Kecil Dicibir Karena Pipi Chubby, Kini Tumbuh Mempesona

Baca juga: Megahnya Sekolah Ibu Negara Iriana Waktu SMP di Solo, Gibran Lihat Kagum : Desain Bagus, Bisa Ditiru

Kepala Pelaksana BPBD Sri Winoto membenarkan fenomena tersebut terjadi di wilayah Trucuk.

"Iya, saya lihat dari video terjadi fenomena hujan es. Ya Alhamdulillah tidak menimbulkan dampak yang sangat merugikan," terang dia.

Sri Winoto menjelaskan meski tidak sering terjadi namun fenomena hujan es pernah terjadi di Kabupaten Klaten.

"Pernah terjadi, dulu di Kecamatan Ngawen juga terjadi hujan es," pungkasnya.

Landa Kabupaten Sragen

Hujan es melanda Kabupaten Sragen, Kamis (21/10/2021) sekitar pukul 16.15 WIB. 

Fenomena alam langka itu terjadi di sekitar Kecamatan Kedawung, Kabupaten Sragen. 

Salah satu warga Desa Wonorejo, Kecamatan Kedawung, Harun menyaksikan langsung fenomena alam yang langka itu terjadi.

Baca juga: 4 Fakta Fenomena Cairan Merah Bak Darah di Tanah Sukoharjo : Merinding hingga Muncul Usai Hujan Es

Baca juga: 5 Fakta Hujan Es di Tawangsari Sukoharjo: Atap Rumah Seperti Dilempari Batu, Berlangsung 1 Menit

Ia mengatakan hujan es diawali dengan hujan gerimis biasa, sekitar 3-5 menit. 

"Kemudian terdengar suara cukup nyaring dari atap rumah, awalnya ngerasa aneh, seperti rumah dilempari batu kerikil," katanya kepada TribunSolo.com, Kamis (21/10/2021). 

Kemudian dia melihat tetangganya keluar rumah, dan dia pun menyaksikan butiran es turun ke tanah di halaman rumahnya.

"Saya melihat di halaman rumahku ada butiran es sebesar kuku jari berwarna putih, hujan es terjadi sekitar 5 menitan," jelasnya.

Baca juga: Pertama Kali, Wilayah Tawangsari Sukoharjo Diguyur Hujan Es Sebesar Bola Kelereng

"Es yang turun lumayan banyak, ada di atap dan halaman rumah," imbuhnya.

Setelah hujan es, kemudian diikuti dengan angin dengan intensitas sedang. 

Menurut Harun, sebelum hujan suasana langit biasa saja dan tidak ada tanda-tanda seperti akan badai.

Baca juga: Merapi Luncurkan Awan Panas, Sejumlah Desa di Boyolali Kena Hujan Abu, Tak Ganggu Aktivitas Warga

"Makannya sempat kaget juga, tidak ada tanda-tanda yang beda, seperti hujan biasa saja," ujarnya. 

Fenomena langka itupun menarik perhatian warga, yang langsung berhamburan keluar rumah untuk menonton. 

"Pas kejadian tetangga saya pada keluar rumah semua, nonton fenomena langka itu," pungkasnya. 

Hujan Es di Klaten

Fenomena hujan es yang terjadi di Kabupaten Klaten ramai jadi perbincangan warganet, Kamis (21/10/2021) siang.

Fenomena tersebut terjadi tepatnya di wilayah Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten.

Kejadian tersebut diketahui oleh warga dan diunggah di media sosial Instagram @kabar_klaten, Kamis (21/10/2021) sekitar pukul 16.00 WIB.

Baca juga: 4 Fakta Fenomena Cairan Merah Bak Darah di Tanah Sukoharjo : Merinding hingga Muncul Usai Hujan Es

Baca juga: Musim Penghujan, Angin Puting Beliung Porak Porandakan Rumah Hingga Tumbangkan Pohon di Karanganyar

Dalam unggahan video tersebut, menggambarkan suasana hujan di rumah warga di Jogonalan, Klaten.

Dalam video tersebut si pembuat video keluar dari rumah dan memegang bongkahan es yang turun di sekitar rumah tersebut.

Terlihat ukuran batu es yang jatuh tersebut seukuran kelereng.

Baca juga: Merapi Luncurkan Awan Panas, Sejumlah Desa di Boyolali Kena Hujan Abu, Tak Ganggu Aktivitas Warga

"Ini loh, hujan ini loh, tapi kecil-kecil, banyak banget itu lo, kelihatan, sumpah aneh," ucap si pembuat video tersebut.

Kemudian dalam caption postingan tersebut tertulis:

Fenomena hujan es

Vidio @sellakunyil 
#kkaten

Sejak pukul 16.30 WIB postingan tersebut sudah ditonton 11.506 tayangan.

Sementara itu, Yaten salah satu warga di Dukuh Ngladon, Desa Joton mengatakan, fenomena tersebut terjadi sekitar pukul 14.18 WIB.

"Hujan es terjadi siang sekitar pukul 14.18 WIB, terjadi kurang lebih selama 5 menit," katannya kepada TribunSolo.com, Kamis (21/10/2021).

Dia mengaku sebelum turun hujan es, terjadi hujan dibarengi dengan angin kecang.

Baca juga: Klaten Dihujani Coretan Bernada Kritik, Bergambar Tikus & Tulisan Negeri Indah Bagi Para Pejabat

Saat itu, dia bergegas untuk masuk ke dalam rumah dan mendegar suara seperti lemparan batu berbunyi 'Klotak'.

Ia mengatakan, hujan es yang turun berukuran sebesar kelereng.

"Saya lihat dari jendela kok hujan es, saya rencana mau ambil foto lebih dekat tapi hujannya deras dengan angin, saya ambil payung untuk melihat lebih, namun tak jadi karena payung rusak," ucapnya.

Ia menuturkan, kondisi bangunan rumahnya dan warga sekitar masih aman.

Dia menjelaskan tidak ada kerusakan atas kejadian ini.

"Alhamdulillah tidak korban jiwa dan bangunan milik warga yang rusak," pungkasnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved