Virus Corona
Hati-hati, Ini 7 Tempat Paling Berisiko Menjadi Pusat Penularan Omicron, Termasuk Transportasi Umum
Varian ini disebut lebih menular dibandingkan varian Covid-19 sebelumnya seperti Alpha, Beta, Gamma, dan Delta.
Penulis: Tribun Network | Editor: Naufal Hanif Putra Aji
Pasalnya, olahraga menyebabkan seseorang bernapas lebih keras dan dapat mengeluarkan banyak udara yang mungkin sudah terpapar virus dan menularkannya kepada orang lain.
"Jika tempat gym kurang berventilasi, hembusan napas akan bertahan di udara. Ini meningkatkan kemungkinannya (penularan virus Omicron) dihirup oleh orang lain di gym," papar Bradley Katz, profesor di University of Utah Medical Center.
4. Transportasi umum
Menurut dokter di School of Medicine University of Zagreb, Dr Kristina Hendija, virus corona sangat cepat menyebar melalui udara.
Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa virus tetap berada di udara selama 15 menit dan masih dapat terhirup oleh penumpang yang berada di transportasi umum.
5. Rumah sakit
"Kecuali Anda memiliki keadaan darurat medis, hindari pergi ke rumah sakit," kata Hendija.
Dijelaskan Hendija, di rumah sakit banyak pasien Covid-19 bergejala sedang hingga berat.
Selain itu, Anda lebih mungkin bertemu dengan orang yang terinfeksi virus corona. Artinya, potensi penularan semakin tinggi.
Baca juga: Pria Asal Colomadu Dianiaya di Sriwedari Solo, Kendaraan di Rusak: Polisi Amankan 15 Orang Pelaku
6. Penularan di dalam pesawat
Penerbangan menggunakan pesawat meningkatkan risiko penularan varian Omicron dua hingga tiga kali lipat.
Walaupun sistem penyaringan udara di pesawat sangat efisien, penumpang lain berpotensi menjadi agen pembawa virus.
7. Berada di kerumunan dengan orang banyak
Berada di tengah kerumunan banyak orang seperti pesta, konser, atau makan di restoran membuat banyak orang kerap menurunkan kewaspadaan terkait prokes.
"Restoran dalam ruangan memicu risiko karena berada di dalam ruangan, menyentuh benda yang terkontaminasi, makan bersama tanpa memakai masker. Tertawa, batuk dapat menyebarkan droplet yang terkontaminasi ke udara," papar apoteker di Farr Institute.
(*)