Suasana dalam Bus GA Trans saat Laka Lewati Jalanan Turunan: Penumpang Panik, Bershalawat dan Takbir
Seorang korban selamat bernama Danarto menceritakan dirinya sudah merasakan firasat tidak enak saat bus pariwisata mulai tidak kuat menanjak.
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
Ketika jenazah diberangkatkan ke masjid, tangis keluarga pun pecah, tak kuasa menahan duka.
Kesedihan terlihat jelas dari orang tua AR (9) yang turut menjadi korban dari kecelakaan bus maut tersebut.
Baca juga: Daftar Kecelakaan Maut di Bukit Bego, Lokasi Laka Bus GA Trans Sukoharjo, Sering Rem Tiba-tiba Blong
Bahkan, sang ibu tak kuat melangkah untuk mengantarkan jenazah sang anak.
Sang ayah pun nampak tegar, melepas dan mengantar jenazah sang anak.
Suara isak tangis pun sesekali terdengar, dari keluarga korban.
Ketua RT setempat, sebanyak 4 jenazah merupakan satu keluarga yang merupakan warganya di RT 1, Dukuh Kedungrejo.
Baca juga: Kesaksian Warga Sebelum Bus GA Trans Kecelakaan Imogiri: Penumpang Sempat Disuruh Turun saat Nanjak
"Satu keluarga ini terdiri dari simbah buyut, kemudian anaknya, yang merupakan sepasang suami istri, dan satu anak usia 9 tahun yang merupakan cucu dari pasangan suami istri tersebut," katanya kepada TribunSolo.com, Senin (7/2/2022).
Jenazah satu keluarga tersebut, yakni Paryono Kasinem (75), sepasang suami istri Sugiyo Loso Diharjo (60) dan Parjiyem (60), dan ARP (9) merupakan buyut dari Paryoni Kasinem.
Kemudian keempat jenazah bersama dua jenazah dari Dukuh Kedunggandu dimakankan dalam satu liang lahat yang dimakamkan di TPU Dukuh Kedungrejo.
"Liang Lahat sudah disiapkan sejak tadi jam 07.00 WIB dengan menggunakan bantuan alat berat, sudah siap," terangnya. (*)