Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Sragen Terbaru

Tak Bergeming, Meski Datangi Petugas Berkali-kali, 239 Siswa di Kedawung Sragen Ogah Disunsik Vaksin

Salah satu sekolah non formal berbasis agama di Kabupaten Sragen hingga kini masih enggan untuk mengikuti program vaksinasi.

Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Asep Abdullah Rowi
Tribunnews/Jeprima
ILUSTRASI: Petugas kesehatan bersiap menyuntikkan vaksin untuk imunisasi anak sekolah di balai warga Pademangan Timur, Jakarta Utara, Jumat (23/10/2020). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Salah satu sekolah non formal berbasis agama di Kabupaten Sragen hingga kini masih enggan untuk mengikuti program vaksinasi.

Program vaksinasi untuk anak sekolah di Kabupaten Sragen sendiri sudah berjalan sejak Desember 2021 lalu.

Diduga, keengganan mereka mengikuti vaksinasi dikarenakan masih meragukan kehalalan vaksin covid-19.

Padahal, Majelis Ulama Indonesia telah menyatakan vaksin yang digunakan halal, bahkan para tokoh agamapun sudah mengikuti vaksinasi covid-19.

Meski sudah dilakukan pendekatan, hingga kini yang bersangkutan masih enggan untuk disuntik vaksin.

Camat Kedawung, Nugroho Dwi Wibowo membenarkan hal tersebut.

"Per hari ini belum ada yang mau divaksin, kami minta kepala desa maupun Babinsa/bhabinkamtibmas untuk memantau kalau dari yang bersangkutan sudah ada respon (mau divaksin)," katanya kepada TribunSolo.com, Rabu (9/2/2022).

Muspika Kecamatan Kedawung beserta tenaga vaksinasi sudah kembali datang ke sekolah tersebut.

Namun, yang mau divaksin hanya 2 siswa saja dari jumlah yang belum divaksin sebanyak 239 orang.

Baca juga: Tolak Vaksin, Sekolah Agama di Sragen Mau Disuntik Asal Ada Label Halal di Kemasan Vaksin

Baca juga: Kisah Pria Sragen Tangkap Buaya Berkalung Ban, Relakan Uang Rp 4 Juta Hingga Jual Burung Kesayangan

"Kira terus melakukan sosialiasi, kita mengajak mereka untuk mengikuti program pemerintah, mengingat saat ini muncul varian baru," jelasnya.

Pihak muspika Kecamatan maupun tenaga kesehatan siap kapan saja, apabila para siswa tersebut mau disuntik vaksin.

"Saya juga sampaikan, kalau ada permintaan sudah mau divaksin, pelayanan kami dekatkan ke yayasan tersebut, hari dan jam berapapun kami siap," terangnya.

Reaksi Yuni

Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati bereaksi terhadap fenomena 239 siswa  di Kecamatan Kedawung ogah vaksinasi.

Bupati Yuni menyampaikan bahwa sekolah tersebut belum resmi karena belum ada izinnya di Kementerian Agama maupun di Pemerintah Kabupaten (Pemkab).

Lebih lanjut dia menyampaikan itu merupakan sekolah non formal kejar paket.

Mendapati hal tersebut Yuni menyampaikan pihaknya akan kembali melakukan pendekatan agar mereka mau divaksinasi.

Bahkan pihak kepolisian dalam hal ini Kapolres Sragen AKBP Yuswanto Ardi akan turun tangan melakukan pendekatan.

Terkait alasan tidak mau divaksinasi, Yuni mengatakan informasi yang dia peroleh mereka masih memikirkan keabsahan dan kehalalan dari vaksin masih diragukan.

"Padahal seluruh Indonesia sudah memakai, MUI juga sudah," terang dia dilansir dari TribunJateng.com.

"Jadi ini faktor keengganan atau keinginannya sendiri yang mempunyai kesimpulan dalam kelompoknya sendiri bahwa tidak mau divaksin," kata Yuni.

Bupati mengatakan hal tersebut yang masih harus menjadi pemahaman pihaknya. Menurutnya, jika memang sudah diberikan pemahaman tetapi tidak mau harus dicari solusi bersama.

Baca juga: Satpol PP Sragen Tertibkan Seratusan PKL Lebih, 36 Lapaknya Disita, Disebut Ganggu Arus Lalu Lintas

Baca juga: Geger Antraks, Ribuan Sapi di Perbatasan Klaten-Gunung Kidul Diperiksa, Minggu Depan Disuntik Vaksin

Dirinya bahkan berencana untuk melakukan lock down di satu desa tersebut sebagai upaya pendekatan ataupun usaha pendekatan lainnya.

Yuni mengatakan meskipun demikian, pihaknya masih mensyukuri di sekolah non formal tersebut hingga saat ini tidak ditemukan kasus Covid-19.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sragen, Suwardi mengatakan bahwa itu bukanlah sekolah melainkan PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat).

"Itu bukan sekolah tapi PKBM. Itu sifatnya dari kejar paket. Disana sampai ratusan, itu kumulatif tidak tetap. Itu kan ada sekolah non formal," kata Suwardi.

Dia melanjutkan pihaknya sudah datang ke sana. Tidak mau divaksin, dikatakan Suwardi disana memang seperti keyakinan. Sehingga harus dilakukan pendekatan sedikit demi sedikit.

"Kita kemarin sudah ke sana. Akhirnya berhasil divaksin juga beberapa orang, yang penting sabar," lanjut dia

Siswa dalam PKBM tersebut Suwardi mengatakan campur-campur, mulai dari SD hingga SMA ada.

"Kami akan terus berusaha agar mereka mau divaksin," aku dia.

Ogah Vaksin karena Tak Halal

Salah satu sekolah non-formal berbasis agama yang ada di Kabupaten Sragen ternyata masih menolak divaksin covid-19 hingga kini. 

Sekolah non formal atau diistilahkan dengan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) tersebut diketahui berada di Kecamatan Kedawung, dan dikenal sebagai sekolah dalam bidang keagamaan.

Baca juga: Info Vaksin Booster di Sragen : Langsung ke Puskesmas, Prioritas Lansia & Mereka yang Punya Komorbid

Baca juga: Buntut Viral Dugaan Penyuntikan Vaksin Kosong di Medan, Nakes Ancam Bakal Laporkan Penyebar Video

Total terdapat 239 anggota di PKBM itu, yang masih belum mau mengikuti program vaksinasi covid-19 yang dijalankan pemerintah.

Hal tersebut diungkap oleh tenaga kesehatan di Kecamatan Kedawung, yang mengeluhkan penolakan mereka.

Sang tenaga kesehatan, mengungkap penyebab capaian vaksinasi di desa tersebut kurang dari 70 persen, pada rapat koordinasi penanganan covid-19, pada Kamis (3/2/2022).

Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengatakan, jika sekelompok orang di sekolah atau PKBM tersebut masih meragukan keabsahan dan kehalalan vaksin covid-19. 

"Mereka masih memikirkan, mempertanyakan keabsahan dan kehalalan dari vaksin tersebut, padahal semua satu Indonesia sudah divaksin, termasuk MUI juga," katanya kepada TribunSolo.com, Kamis (3/2/2022).

Baca juga: Cara Dapat Vaksin Booster di Solo : Meski Ada e-Tiket PeduliLindungi, Tapi Wajib Daftar ke Puskesmas

Lanjut Yuni, keengganan atau tidak didasari oleh keinginan sendiri, yang juga memungkinkan mendapat pengaruh dalam satu kelompok yang membuat warga tersebut enggan divaksin.

Untuk mengatasi hal tersebut, Bupati Yuni meminta kepada Kapolres juga turut turun tangan membantu menyelesaikan permasalahan tersebut. 

"Kita lakukan pendekatan lagi, nanti kami minta Kapolres juga turun tangan," ujarnya.

"Kita juga akan memberikan pemahaman, jika tetap tidak mau kita cari solusi bersama, mungkin satu desa itu di lockdown atau bagaimana, bersyukurnya tidak ada temuan kasus positif," terangnya.

Baca juga: Info Vaksin Anak Boyolali Mulai Dosis Kedua : Stok Berlebih, Banyak Lembaga Siaga di Antaranya BIN

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen, Hargiyanto mengatakan sudah melakukan segala cara agar warga tersebut mau divaksin. 

"Kami bersama TNI Polri sebenarnya sudah sering datang kesana, ke Balai Desanya, kemudian terakhir 2 minggu yang lalu kami membuat posko disana selama satu minggu," kata Hargiyanto, Kamis (3/2/2022).

Lanjut Hargiyanto, posko tersebut didirikan khusus untuk memfasilitasi warga tersebut dengan menyediakan vaksin covid-19. 

"Kita mengadakan posko khusus menyediakan vaksin untuk orang-orang disitu, yang datang hanya 11 orang," pungkasnya. (*) 

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved