Berita Sragen Terbaru
Tili Selamatkan Buaya Berkalung Ban di Palu, Ibunya di Sragen Lama Tak Bertemu : Mulih Le,Aku Kangen
Sang ibu Waginem di Sragen begitu merindu dengan sosok anaknya, Tili yang viral menyelamatkan buaya berkalung ban di Palu Sulawesi.
Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari
TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Aksi Tili, wong sragen penyelamat buaya berkalung ban di Palu, Sulawesi, ternyata menyimpan kisah haru.
Di kampung halaman Sragen, sang ibunda Tili menyimpan haru.
Selama belasan tahun tak bertemu, membuat Waginem merindu dengan sosok putranya Tili (35).
Diketahui, Tili sudah lama meninggalkan kampung halamanya di Kabupaten Sragen kerana mencoba peruntungan hidup bersama istrinya di Sulawesi.
Sang ibu, Waginem menuturkan jika Tili terakhir pulang ke Sragen pada tahun 2009 ketika sang ayah meninggal dunia.
"Sudah lama tidak pulang, terakhir pulang saat bapaknya meninggal, sekarang tidak bisa dihubungi, sudah 7 tahun tidak bisa menghubungi," katanya kepada TribunSolo.com, Jumat (11/2/2022).
Dengan begitu, kini kurang lebih 13 tahun Waginem tak bertemu sang anak, dan perasaan rindu pun muncul dibenak sang ibu.
Sang ibupun langsung mencurahkan segala kerinduannya kepada sang anak ketika ditemui di rumahnya di Dukuh Pondok, RT 19/RW 3, Desa Kandangsapi, Kecamatan Jenar, Kabupaten Sragn.
Waginem kini tinggal bersama seorang anaknya, Tarumi dan seorang cucunya, Indah.
Ia tinggal di rumah sangat sederhana, yang disekitarnya merupakan ladang tebu.
Waginem pun bingung menanyakan kabar Sang anak, karena nomor yang pernah ia miliki ternyata sudah tidak aktif.
"Perasaannya kangen, tapi bagaimana lagi, tidak bisa menghubungi," ujarnya.
Baca juga: Cerita Haru Keluarga Tili di Sragen, 7 Tahun Tak Komunikasi, Baru Tahu Usai Viral Selamatkan Buaya
Baca juga: Terungkap Trik Tili saat Bebaskan Buaya Berkalung Ban di Palu,Tangkap Anaknya Dulu Baru Pasang Umpan
Waginem pun berharap sang anak bisa segera pulang, karena kini usianya sudah lanjut.
Dengan menahan air mata, Waginem mencurahkan segela kerinduannya kepada sang anak.