Berita Sragen Terbaru
Wahai Penguasa, Ini Jeritan Perajin Tahu & Tempe Akibat Kedelai Meroket, Padahal Minyak Belum Beres
Harga kedelai impor yang sebelumnya Rp 9.600 menjadi Rp 10.800, sehingga membuat perajin dan pedagang menangis.
Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Asep Abdullah Rowi
Pasalnya harga kedelai naik drastis.
Menanggapi harga kedelai yang melonjak, Ketua umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu (Gakoptindo) Aip Syarifudin pun mengungkapkan perajin tahu dan tempe berencana mogok produksi pada 21-23 Februari 2022.
Aip mengatakan, rencana mogok ini ditengarai naiknya harga kedelai yang menjadi bahan baku utama pembuatan tempe tahu.
Baca juga: Harga Boom Kedelai Impor di Solo, Capai 11 Ribu Per Kilo, Pedagang Cuma Bisa Pasrah
Baca juga: Gegara Harga Kedelai Impor Mahal, Perajin Tahu di Sragen Sempat Mogok 2 Hari, Peternak Kelimpungan
"Perajin rumahan itu sehari beli kedelai 20 kilogram, untuk modal dagang biasanya beli kedelai Rp 9.000-Rp 10.000 per kilogram," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Selasa (15/2/2022).
"Anggaplah mereka beli di harga Rp 10.000 per kilogram, modal Rp 200.000, sementara kalau dijual menjadi olahan tempe tahu dapatnya Rp 250.000. Itu Rp 50.000 untuk makan dan Rp 200.000 untuk modal besoknya. Tapi karena harga kedelainya sudah naik ya sekarang di harga Rp 11.000 per kilogram yah enggak cukup," sambungnya.
Aip menuturkan, mogok produksi ini tidak dilakukan secara nasional.
Hanya perajin tahu tempe rumahan yang tersebar di Jabodetabek hingga Jawa Barat yang rencananya melakukan aksi tersebut.
Aip mengatakan sebenarnya pihaknya tidak ingin terjadi mogok produksi lantaran Kementerian Perdagangam sudah berupaya menaikan harga tahu tempe di pasaran.
Selain itu, tahu dan tempe merupakan kebutuhan banyak orang.
Dia juga mengaku telah mendapatkan telepon dari Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan meminta agar mogok produksi ini dibatalkan.
"Barusan tadi Pak Dirjen telepon saya. Pak Aip jangan jadi mogoknya, kan sudah kami bantu. Lalu saya bilang ke Pak Dirjen, mereka itu ngumpulin orang tidak mudah. Ya saya jadi serba salah lah jadinya," kata Aip, dilansir dari Kompas.com. (*)