Viral
Viral Ayah di Ukraina Nangis Memeluk Anaknya saat Antar Evakuasi, Diduga Akan Berpisah Karena Perang
Pria yang diduga merupakan warga Ukraina itu menangis saat mengucapkan perpisahan kepada putrinya.
Penulis: Tribun Network | Editor: Reza Dwi Wijayanti
TRIBUNSOLO.COM - Beredar video yang memperlihatkan seorang ayah yang menangis sambil memeluk anaknya.
Pria yang diduga merupakan warga Ukraina itu menangis saat mengucapkan perpisahan kepada keluarganya dan anaknya.
Dilansir dari New York Post via Tribunnews, video tersebut memberikan gambaran mengerikan tentang bagaimana konflik Rusia vs Ukraina.
Baca juga: Viral Pria Batalkan Pernikahan Padahal Sudah Beri Hadiah Lamaran Rp 205 Juta, Alasannya Tak Disangka
Baca juga: Sikap Jokowi yang Tak Berpihak di Konflik Rusia Vs Ukraina: Bukan Berarti Indonesia Cari Selamat
Pria tersebut tampak bersimpuh di depan putrinya dan mencium pipinya.
Terlihat pria itu memegang tangan putrinya, dan mengatakan sesuatu.
Sayangnya tidak diketahui apa yang dikatakan pria tersebut.
Namun, pria itu mulai terisak menangis.
Putri pria tersebut juga tampak menangis.
Kemudian, keluarga tersebut berpelukan, sebelum akhirnya keluarga pria tersebut serta anaknya menaiki kendaraan, meninggalkan Ukraina sementara menuju ke wilayah yang lebih aman.
Sementara ayah tersebut, diduga tetap berada di Ukraina atau tidak ikut dievakuasi.
Karena tidak diketahui di mana tepatnya video itu diambil.
"Keluarga dipaksa untuk mengambil keputusan yang menyakitkan untuk berpisah," kata seorang saksi seperti diberitakan Tribunnews.
"Perempuan dan anak-anak menuju ke zona aman sementara laki-laki tetap di Ukraina untuk berjuang melindungi rumah mereka."
Baca juga: Dampak Perang Rusia dan Ukraina Bagi Indonesia, Berikut Sisi Positif dan Negatifnya
Baca juga: Ini Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina, Mulai Jumlah Tentara hingga Alutsista
Seperti diketahui, kini Ukraina tengah menghadapi serangan militer dari tiga sisi, yakni udara, darat, dan laut setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan perang terhadap Ukraina.
(*)