Berita Sragen Terbaru
Hanya di Sragen, Sudah Terima Bantuan,Tak Usah Ribet Cari Kuota karena Langsung Dapat Vaksin Booster
Bagaimana tak bahagia, penerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Sragen seakan menerima untuk dobel.
Penulis: Tribun Network | Editor: Asep Abdullah Rowi
Suasana di Sentra Vaksinasi Sukowati di halaman Pemda Sragen nampak sepi dari para peserta vaksin, Rabu (23/2/2022).
Pemandangan tersebut jauh berbeda dari beberapa waktu lalu, saat program vaksinasi booster baru saja dijalankan.
Biasanya, dari ratusan kursi yang disediakan di penuhi oleh warga yang akan mengikuti vaksinasi.
Bahkan, banyak warga yang saat menunggu tak mendapat jatah kursi dan harus berdiri.
Namun, beberapa hari terakhir, antusias warga untuk mengikuti vaksinasi sangat berbeda jauh.
Pantauan TribunSolo.com di lapangan, sekitar pukul 09.38 WIB, ratusan kursi yang disediakan hanya diisi beberapa orang saja.
Tak nampak antrean seperti hari-hari biasanya.
Sekretaris Daerah Kabupaten Sragen, Tatag Prabawanto mengatakan membenarkan jika anemo masyarakat mengikuti vaksin booster masih perlu ditingkatkan.
"Animonya (kurang), karena gini kita harus memberikan penyadaran (lebih)," ujarnya kepada TribunSolo.com, Rabu (23/2/2022).
Lanjutnya, masyarakat saat ini menganggap covid-19 seperti flu biasa.
"Masyarakat sekarang ini (menganggap) seperti flu biasa, ini yang perlu kita waspadai, karena kita nggak tahu, orang punya komorbid atau tidak," terangnya.
Baca juga: Jadwal Vaksinasi Booster Sragen : Tak Hanya untuk Lansia, Lokasi Pemkab, Jenis Astrazeneca & Pfizer
Baca juga: Catat! Pesta Pernikahan di Sragen Tak Dilarang Tapi Dibatasi, Meskipun Status PPKM Naik Jadi Level 3
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen, Hargiyanto mengatakan ia akan kembali menggencarkan sosialisasi terkait vaksinasi booster.
"Ini kan baru tahap awal sosialisasi, memang masih perlu disosialisasikan lagi," katanya kepada TribunSolo.com, Rabu (23/2/2022).
Kurang minatnya masyarakat, karena ada batasan penyuntikan rentang penyuntikan dengan dosis kedua selama 6 bulan.
Jika dihitung, hanya sekitar 66 ribu warga Sragen atau sekitar 5 persen yang menjadi target sasaran jika diberlakukan kebijakan tersebut.