Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Solo Terbaru

Di Balik GPH Bhre Raja Mangkunegaran X : Sering Tidur di Dekat Pusara Ayahnya, Hanya Dipayungi Tenda

Ada kisah di balik terpilihnya Gusti Pangeran Harya (GPH) Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo menjadi Raja Mangkunegara X.

Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Erlangga Bima
Makam Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara IX dan lokasi Astana Girilayu untuk pemakaman trah Mangkunegaran di Desa Girilayu, Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar, Selasa (21/9/2021). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Ada kisah di balik terpilihnya Gusti Pangeran Harya (GPH) Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo menjadi Raja Mangkunegara X.

Informasi yang diterima TribunSolo.com, GPH Bhre ternyata sering pergi diam-diam ke makam ayahnya di Astana Girilayu, Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar.

Bahkan, Bhre disebut sampai tidur di kawasan tersebut yang tak jauh dengan di lereng Gunung Lawu.

Biasanya Bhre tidur di samping pusara ayahnya, adapun di lokasi tersebut sudah tersedia tenda.

Sosok Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara IX dan p
Sosok Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara IX dan putranya GPH Bhre yang baru diumumkan jadi Raja Mangkunegaran X.

Pengageng Wedhana Satrio Pura Mangkunegaran, KRMT Lilik Priarso Tirtodiningrat menjelaskan, aktivitas Bhre mengunjungi makam Mangkunegara IX itu merupakan keinginannya sendiri.

"Tahu-tahu Gusti Bhre nggak ada, lalu dia ngabari udah di tempat Romonya (ayahnya), di makamnya," katanya kepada TribunSolo.com, Rabu (2/3/2022).

Kendati demikian, Lilik yakin jika Bhre yang besar dan kuliah di Jakarta, sangat mengerti adat istiadat Pura Mangkunegaran.

Setelah resmi menduduki takhta Mangkunegara X, GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo tak diperbolehkan ke makam mendiang ayahnya, Mangkunegara IX.

Baca juga: Rangkaian Jumenengan GPH Bhre Jadi KGPAA Mangkunegaraan X : Digelar Sabtu Pahing, Waktunya Siang

Baca juga: Sebelum Diumumkan Jadi Raja Mangkunegara X, GPH Bhre Telepon Gibran, Ingin Sampaikan Sepucuk Surat

"Kalau sudah jumeneng (bertakhta) tidak boleh ke makam, karena itu sudah aturan. Sinuhun (Mangkunegara IX) dulu juga gitu, para nata (raja) Mataram juga gitu," ucapnya.

Abdi Dalem Kadipaten Puro Mangkunegaran pun telah mempersiapkan acara besar Jumenengan atau kenaikan tahta.

Lilik mengatakan, Jumenengan dilaksanakan Sabtu Pahing, 12 Maret 2022 pukul 10.00 WIB.

"Acara pengukuhan itu mutlak ada di Pendhopo," katanya.

Para sedherek dalem, dan raja-raja Mataram akan duduk di Pringgitan.

Persiapannya sendiri sudah dilakukan sejak seratus hari mangkatnya KGPAA Mangkoenagoro IX.

Menurutnya, setelah urusan pemakaman dan wilujengan, para abdi dalem meminta izin kepada GKP.

Mangkoenagoro IX atau isteri KGPPA Mangkoenagoro IX untuk mempersiapkan acara jumenengan.

"Kami mempersiapkan memang tidak bisa mendadak," tegasnya.

Sejumlah tokoh diundang dalam acara tersebut, seperti Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, dan Keraton Yogyakarta Pakualaman.

Sempat Telepon Gibran

GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo resmi diumumkan menjadi Raja Mangkunegara X.

Pengumuman ini disampaikan di Pendopo Timur Mangkunegaran pada Selasa (1/3/2022) sekitar pukul 10.30 WIB.

Sebelum pengumuman penerus KGPAA Mangkunegara IX tersebut, ternyata GPH Bhre sempat telepon Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka.

Gibran mengatakan, Gusti Bhre telepon dirinya 2 hari yang lalu.

"Kemarin sudah telpon-telponan dengan Gusti Bhre, beliaunya baru pulang ke Solo hari ini," katanya kepada TribunSolo.com, Rabu (2/3/2022).

Gibran mengatakan, pembicaraannya dengan Bhre perihal menyampaikan undangan Jumenengan, yang sedianya akan digelar pada Sabtu (12/3/2022) mendatang.

"Saya dapat undangan (Jumenengan), Gusti Bhre 2 hari lalu telpon saya juga menyampaikan undangan dan niatnya press conference," ujarnya.

Secara pribadi, Gibran ingin menghadiri acara tersebut.

Namun pada Kamis (10/3/2022), dia harus bertolak ke Jakarta untuk membahas Asean Paragames di Solo.

Dalam ajang tersebut, Kota Solo kembali dipercaya menjadi tuan rumah.

Baca juga: GPH Bhre Jadi Raja Mangkunegara X, Inilah Bedanya Keraton Kasunanan Solo dan Pura Mangkunegaran

Baca juga: Bhre Cakrahutomo Jadi Mangkunegara X, Dinobatkan 12 Maret 2022 Nanti: Keluarga Masih Bahas Lokasi

"Saya usahakan datang, tanggal 10 ada rakor Paragames. Nanti tergantung pak Menpora, kalau boleh pulang, saya pulang," kata dia.

Gibran menyambut baik GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo sebagai KGPAA Mangkunegaraan X.

Dia berharap, dibawah kepimpinan Bhre, Pemkot Solo dan Mangkunegaraa akan terus bisa saling bersinergi.

Selain itu, Gibran juga ingin bertemu Bhre untuk membahas revitalisasi Pura Mangkunegaraan, bersama Gusti Purboyo.

"Saya lihat Gusti Bhre orangnya kreatif, ketemu terakhir beliaunya sudah ada konsep-konsep pengembangan wisata di Pura Mangkunegaraan," harap dia.

Pernah Ada Raja Muda

Mangkunegaran segera memiliki raja muda yakni Gusti Pangeran Haryo (GPH) Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo. 

Bhre adalah sosok muda bakal memimpin Mangkunegaran. 

Berdasarkan informasi yang dihimpun TribunSolo.com dari berbagai sumber, GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo adalah putra bungsu hasil pernikahan KGPAA Mangkunegara IX dengan Gusti Kanjeng Putri Mangkunegara IX.

Dia lahir pada tanggal 29 Maret 1997 atau 24 tahun silam. 

Baca juga: Pemerhati Sejarah Solo Sebut Penetapan Bhre Cakrahutomo Jadi Mangkunegara X Sudah Sesuai Aturan 

Baca juga: Sempat Ada Polemik, Ini Pandangan Pengamat Soal GPH Bhre Cakrahutomo Jadi Mangkunegara X

Penetapan Gusti Pangeran Haryo (GPH) Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo sebagai Raja dianggap sesuai paugeran (aturan).

Pemerhati sejarah kota solo KMRT L Nuky Mahendranaya Nagoro alias Kanjeng Nuky mengatakan, penetapan Gusti Bhre sebagai Pengageng Pura Mangkunegaran X yang berdasar putra laki-laki dari permaisuri itu sah.

"Penetapan pemimpin Mangkunegara yang baru saja terjadi itu, saya kira sudah dibicarakan melalui mekanisme dewan adat keluarga atau kelembagaan yang ada pada Mangkunegaran sendiri," kata Nuky, kepada TribunSolo.com, Selasa (1/3/2022).

Nuky mengatakan, penetapan penerus sebuah keraton atau kadipaten seperti Mangkunegaran dan Pakualaman tetap memakai paugeran atau adat kebiasaan yang berlaku pada masing-masing keraton atau praja kadipaten itu sendiri.

Baca juga: Isi Pembicaraan Jokowi & Gibran saat Bertemu di Solo, Soroti Pembangunan Proyek IKM Gilingan-Gatsu

Dia menjelaskan regenerasi pemimpin Mangkunegaran memang berbeda dengan Keraton Surakarta maupun Kasultanan Yogyakarta.

Kemudian ia menjelaskan, di dalam mangkunegaran bisa saja penggantinya tidak langsung dari anak langsung.

Sosok muda yang memimpin Mangkunegaran juga pernah ada sebelumnya, saat itu pemberian tahta Raja Mangkunegara dari Raden Mas Said, Mangkunegara I ke cucunya bernama BRM Sulama pada tahun 1796. Saat itu usianya 26 tahun.

"Pada saat pergantian Mangkunegaran I Ke Mangkunegaran II, penetapan berdasarkan dari cucu laki-laki dari putri tertua Mangkunagoro I," kata Nuky.

Kemudian, ia mengatakan akan muncul ketidakpuasan dari keputusan tersebut.

Dia meminta kepada pihak-pihak lain untuk legowo dan menerima keputusan tersebut.

"Semoga semua bisa menerima pilihan alam dan pepestining zaman dan kita mendoakan semoga semua yang menjadi pilihan ini bisa mengayomi seluruh keluarga besar Mangkunegaran dan kebudayaan Jawa itu sendiri," pungkasnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved