Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Nikmatnya Jenang Pecel Makanan Khas Boyolali, Terkenal Enak dan Wajib Masuk Daftar Kulinermu

Rekomendasi makanan khas Boyolali, ada Jenang Pecel. Pecel khas Boyolali yang dihidangkan dengan jenang.

Penulis: Tribun Network | Editor: Reza Dwi Wijayanti
Cookpad
Jenang Pecel khas Boyolali 

TRIBUNSOLO.COM - Kabupaten Boyolali tak hanya terkenal dengan pesona alamnya namun juga kulinernya.

Banyak makanan khas Boyolali yang terkenal enak dan menggugah selera.

Salah satunya Jenang Pecel.

Baca juga: Info Kuliner Enak Solo: Ledre Pisang Jajanan Khas yang Mulai Langka, Sudah Ada Sejak 1984

Baca juga: Selain Tumpang, Ini 5 Makanan Khas Boyolali yang Wajib Dicoba, Murah dan Mudah Ditemukan

Jenang pecel bisa dikatakan sebagai makanan modifikasi dari pecel sayuran pada umumnya.

Jika biasanya pecel dihidangkan bersama dengan nasi, pecel khas Boyolali dihidangkan dengan jenang.

Jenang adalah sebutan dari bubur sum-sum yang terbuat dari tepung beras.

Jenang Pecel khas Boyolali
Jenang Pecel khas Boyolali (Cookpad)

Jenang yang sudah diberi sayuran kemudian diguyur dengan sambal kacang.

Makanan ini biasa disajikan menggunakan pincuk daun (alas makan terbuat dari daun pisang).

Makanan ini cukup mudah ditemui di berbagai tempat di Boyolali.

Soal harga tidak perlu khawatir karena Jenang Pecel memiliki harga yang terjangkau.

Selain Jenang Pecel, makanan khas Boyolali yang kerap jadi buruan adalah Tumpang.

Tumpang menjadi salah satu makanan khas Boyolali.

Bagi orang awam tumpang sering kali dibilang mirip dengan nasi pecel.

Meski begitu, tumpang dan pecel berbeda ya lur.

Sambal dalam tumpang terbuat dari tempe yang hampir busuk.

Karena inilah ciri khas dari makanan ini.

Tempe yang hampir busuk dihaluskan bersama bawang merah, bawang putih, daun salam, kencur, daun jeruk serta cabai.

Salah satu warung makan yang menyajikan Tumpang adalah Warung Mbah Mitro.

Kuliner Legendaris Bubur dan Nasi Tumpang Mbah Mitro Boyolali.
Kuliner Legendaris Bubur dan Nasi Tumpang Mbah Mitro Boyolali. (Tribunsolo.com/Tri Widodo)

Warung Mbah Mitro buka mulai pukul 15.00 WI hingga habis.

"Biasanya habis isya (sekira pukul 19.00 WIB) sudah ludes," ucap Mbah Mitro kepada Tribunsolo.com.

Baca juga: Kuliner Legendaris di Boyolali: Bubur dan Nasi Tumpang dengan Ciri Khas Tempe Busuk

Meski kini Mbah Mitro sudah berusia lebih dari 71 tahun, dirinya masih semangat dalam melayani pembeli yang datang.

"Saya masih olah sendiri masakan ini. Rahasia masakan ini terletak pada bumbu tradisional yang masih saya gunakan sampai saat ini dan tidak pernah saya rubah.

Baik untuk Sambal Tumpangnya maupun bubur nasinya. Resepnya masih sama," ujarnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved