Berita Solo Terbaru
Rangkaian Jumenengan GPH Bhre Jadi KGPAA Mangkunegaran X : Digelar Sabtu Pahing, Waktunya Siang
GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo telah diumumkan sebagai KGPAA Mangkunegaraan X.
Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Asep Abdullah Rowi
"Saya usahakan datang, tanggal 10 ada rakor Paragames. Nanti tergantung pak Menpora, kalau boleh pulang, saya pulang," kata dia.
Gibran menyambut baik GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo sebagai KGPAA Mangkunegaraan X.
Dia berharap, dibawah kepimpinan Bhre, Pemkot Solo dan Mangkunegaraa akan terus bisa saling bersinergi.
Selain itu, Gibran juga ingin bertemu Bhre untuk membahas revitalisasi Pura Mangkunegaraan, bersama Gusti Purboyo.
"Saya lihat Gusti Bhre orangnya kreatif, ketemu terakhir beliaunya sudah ada konsep-konsep pengembangan wisata di Pura Mangkunegaraan," harap dia.
Pernah Ada Raja Muda
Mangkunegaran segera memiliki raja muda yakni Gusti Pangeran Haryo (GPH) Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo.
Bhre adalah sosok muda bakal memimpin Mangkunegaran.
Berdasarkan informasi yang dihimpun TribunSolo.com dari berbagai sumber, GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo adalah putra bungsu hasil pernikahan KGPAA Mangkunegara IX dengan Gusti Kanjeng Putri Mangkunegara IX.
Dia lahir pada tanggal 29 Maret 1997 atau 24 tahun silam.
Baca juga: Pemerhati Sejarah Solo Sebut Penetapan Bhre Cakrahutomo Jadi Mangkunegara X Sudah Sesuai Aturan
Baca juga: Sempat Ada Polemik, Ini Pandangan Pengamat Soal GPH Bhre Cakrahutomo Jadi Mangkunegara X
Penetapan Gusti Pangeran Haryo (GPH) Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo sebagai Raja dianggap sesuai paugeran (aturan).
Pemerhati sejarah kota solo KMRT L Nuky Mahendranaya Nagoro alias Kanjeng Nuky mengatakan, penetapan Gusti Bhre sebagai Pengageng Pura Mangkunegaran X yang berdasar putra laki-laki dari permaisuri itu sah.
"Penetapan pemimpin Mangkunegara yang baru saja terjadi itu, saya kira sudah dibicarakan melalui mekanisme dewan adat keluarga atau kelembagaan yang ada pada Mangkunegaran sendiri," kata Nuky, kepada TribunSolo.com, Selasa (1/3/2022).
Nuky mengatakan, penetapan penerus sebuah keraton atau kadipaten seperti Mangkunegaran dan Pakualaman tetap memakai paugeran atau adat kebiasaan yang berlaku pada masing-masing keraton atau praja kadipaten itu sendiri.
Baca juga: Isi Pembicaraan Jokowi & Gibran saat Bertemu di Solo, Soroti Pembangunan Proyek IKM Gilingan-Gatsu
Dia menjelaskan regenerasi pemimpin Mangkunegaran memang berbeda dengan Keraton Surakarta maupun Kasultanan Yogyakarta.