Berita Sragen Terbaru
Sragen Dapat Jatah Minyak Goreng Subsidi 39 Ribu Liter, Sasaran Operasi Pasar di Dua Kecamatan
Minyak goreng subsidi dengan harga Rp 14.000 masih langka di Kabupaten Sragen.
Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari
TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Minyak goreng subsidi dengan harga Rp 14.000 masih langka di Kabupaten Sragen.
Operasi pasar minyak goreng sempat digelar di Kecamatan Miri, pada Selasa (1/3/2022) lalu.
Hasilnya belum cukup untuk menekan harga minyak goreng di pasaran yang masih tinggi.
Baca juga: Antrean Panjang di Swalayan Laris Sukoharjo, Ratusan Warga Buru Minyak Goreng Murah
Baca juga: Nasib Emak-emak Penjual Gorengan di Ceper Klaten, Tewas Usai Tersiram Minyak Goreng Mendidih
Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengatakan Sragen akan mendapat jatah kurang lebih 39 ribu liter minyak goreng.
"Tadi malam kita mendapatkan kabar akan dapat jatah 39 ribu sekian untuk operasi pasar, dari suatu perusahaan, yang dari pemerintah pusat juga," katanya kepada TribunSolo.com, Rabu (2/3/2022).
"Kalau kemarin di Miri, nanti kita akan (laksanakan operasi pasar) ke Karangmalang dan Sambirejo barangkali," imbuhnya.
Yuni belum mengetahui kapan tepatnya minyak goreng tersebut tiba di Kabupaten Sragen.
Baca juga: Hasil Sidak Petugas di Klaten : Ada Distributor hingga Pedagang Gelar Praktik Bundling Minyak Goreng
Namun, ia memperkirakan operasi pasar minyak goreng bisa dilakukan pada akhir pekan nanti.
"Kabarnya tadi malam, barangnya akhir pekan bisa sampai sini (Sragen)," ucap Yuni.
Ia menyebutkan bahwa langka dan mahalnya minyak goreng merupakan permasalahan di tingkat nasional bukan daerah saja.
Baca juga: Memasuki Puasa Dipastikan Minyak Goreng di Solo Tak Akan Sulit Dicari, Diklaim Stok Melimpah & Aman
Dengan diadakannya operasi pasar, ia berharap harga minyak goreng bisa turun.
Selain itu, saat ini masyarakat diminta untuk membeli minyak goreng di operasi pasar untuk kebutuhan dapur di rumah saja.
"Harapannya bisa menekan harga, bisa membantu masyarakat, tapi memang bukan untuk pola konsumtif dulu untuk dijual, tapi untuk memenuhi internal masing-masing rumah tangga," terangnya. (*)