Kisah Pilu Mahasiswa di Ukraina saat Kehabisan Air Minum, Gunakan Salju yang Mencair untuk Minum
Sejauh ini, kata Shivangi, para mahasiswa bergantung pada persediaan makanan di asrama universitas serta pihak kampus.
Penulis: Tribun Network | Editor: Naufal Hanif Putra Aji
“Kita semua sangat depresi dan hanya ingi pulang ke rumah. Kita selalu meminta pertolongan tetapi hasilnya nihil,” ujarnya.
Setidaknya, 400 mahasiswa asal Nigeria berada di Sumy pada saat ini.
Sementara sisanya berasal dari Ghana, Rwanda, Turkmenistan, Yordania, dan Palestina.
Seperti lainnya, Ogunbayo mencoba untuk meninggalkan kota tetapi supir taksi atau bus mematok tarif hingga 400 dolar AS atau sekira Rp 5 juta per orang ketika mereka sedang tidak memiliki penumpang.
Pengakuan juga dikatakan oleh seseorang yang bekerja di Universitas Negeri Sumy sekaligus koordinator mahasiswa asing, Tatyana Mayboroda.
Ia mengatakan tanpa adanya gencatan senjata, evakuasi sangat mustahil untuk dilakukan.
“Terdapat baku tembak dan serangan di hampir seluruh penjuru.” ujarnya.
Sebagai informasi, pada Kamis (3/3/2022), departemen militer Universitas Sumy diserang oleh artileri Rusia ketika kota tersebut dilanda mati listrik selamat 24 jam setelah pesawat Rusia menyerang pembangkit listrik termal milik daerah.
Mayboroda juga menjelaskan, dua jembatan utama yaitu satu yang mengarah ke selatan di mana terkoneksi dengan kota Kharkiv dan lainnya di mana menuju ke Kiev telah hancur.
Hal ini, kata Mayboroda, membuat stasiun pemberhentian kereta di Konotop yang menghubungkan seluruh kereta dari dan ke kota Sumy menjadi hancur dan dikuasai oleh pasukan Rusia.
“Kita butuh dieakuasi secepatnya dikarenakan situasi yang semakin membuat putus asa.” katanya.
Kemudian terkait evakuasi terhadap mahasiswa asing, lebih dari 10 ribu mahasiswa asal India telah dievakuasi dari Ukraina selama seminggu belakangan termasuk dari kota yang mengalami kepungan, Kharkiv.
Hal ini diungkapkan oleh Kedutaan Besar (Kedubes) India di Kiev pada Sabtu (5/3/2022).
Namun, mahasiswa asal India di kota Sumy sama sekali belum dapat dievakuasi.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)