Berita Wonogiri Terbaru
Nasib Pembudidaya Ikan Waduk Gajah Mungkur Wonogiri: Terdampak Corona, Penjualan Anjlok
Belakangan ini kasus Covid-19 di Wonogiri kembali melonjak pasca munculnya varian Omicron.
Penulis: Erlangga Bima Sakti | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Erlangga Bima Sakti
TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - Belakangan ini kasus Covid-19 di Wonogiri kembali melonjak pasca munculnya varian omicron.
Hal tersebut berdampak ke sejumlah sektor perekonomian, termasuk para pembudidaya ikan nila di Waduk Gajah Mungkur Wonogiri.
Namun berbeda dengan beberapa waktu lalu yang sempat membuat pasokan oksigen sulit, di masa omicron pasokan oksigen masih mudah didapatkan.
Baca juga: Kisah Kakek 60 Tahun Nikahi Janda 19 Tahun di Banjarnegara: Sebut Bukan Orang Tajir,Cuma Jualan Ikan
Baca juga: Iseng Mancing di Hari Ulang Tahun, Pria Ini Malah Dapat Ikan Kakap Putih 21,9 Kg, Laku Jutaan Rupiah
Ketua Paguyuban Pembudidaya Ikan Waduk Gajah Mungkur Nila Kencana, Sugiyanto, menuturkan saat ini pihaknya masih mudah mendapatkan oksigen untuk ikan nila.
"Oksigen masih gampang, cuma harganya naik. Dulu tabung besar Rp 80 ribu, sekarang jadi Rp 100 ribu," kata dia, kepada TribunSolo.com, Senin (7/3/2022).
Sugiyanto mengatakan, oksigen tersebut biasanya digunakan untuk pengiriman ikan nila sehingga ikan masih dalam keadaan hidup dan segar.
Menurutnya, harga oksigen yang naik tidak menjadi masalah. Pasalnya, beberapa waktu lalu saat oksigen sulit, harganya melambung mencapai Rp 180 ribu per tabung.
Baca juga: Fenomena Langka di Banyudono : Warga Berduyun-duyun Panen Ikan Cethul yang Menepi di Pinggir Kali
"Sekarang bisa kirim ikan dalam kondisi hidup, kalau dulu tidak. Pas susah oksigen kita kirim dalam kondisi mati dan pakai es batu," jelas Sugiyanto.
Kendati demikian, dia mengaku penjualan ikan nila masih sepi dibandingkan sebelum adanya pandemi Covid-19, terlebih adanya omicron membuat usahanya terdampak.
Biasanya, sebelum ada pandemi kelompoknya bisa menjual 30-35 ton ikan nila sebulan, setelah adanya pandemi hanya bisa 15-17 ton per bulan.
"Kemarin saat Natal dan tahun baru penjualan mulai naik sampai 70 persen. Tapi setelah ada Omicron ini anjlok lagi ke 50 persen," aku dia.
"Sekarang kondisinya seperti ini ya tidak tahu nanti akan seperti apa. Apa nanti bakal naik lagi atau tidak kita juga enggak tau," tandas dia. (*)