Berita Klaten Terbaru
Kagetnya Supatni di Klaten, Lihat Atap Rumah Muncul Ular, karena Takut Langsung Lari Terbirit-birit
Warga Dukuh Sajen, Desa Sajen, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten itu kaget karena ular bersarang di sela-sela kayu atap rumahnya.
Penulis: Ibnu Dwi Tamtomo | Editor: Asep Abdullah Rowi
"Belum sempat memangsa ayam karena langsung kita tangkap. Ular kemudian kita lepas liarkan ke hutan jauh dari pemukiman," terang dia.
Dia memastikan, saat itu evakuasi ular berjalan lancar dan tidak ada petugas yang terluka.
Walaupun sudah profesional, kata dia, petugas tetap menggunakan peralatan safety.
Sementara itu, Joko mengimbau kepada masyarakat apabila mendapati ular di sekitar pemukiman rumah, bisa langsung menghubungi Damkar untuk pertolongan evakuasi.
"Apabila menemukan, langsung hubungi kami. Jangan dimatikan karena itu akan merusak keseimbangan," ujarnya.
Di sisi lain, sepanjang tahun 2022 hingga bulan ini, pihaknya telah melakukan evakuasi ular sebanyak 5 kali.
Sementara untuk evakuasi sarang tawon, mencapai 38 kali evakuasi.
41 Ular Kobra Anakan
Warga Klaten dikejutkan dengan penemuan 41 ekor ular kobra di bangunan sekolah menengah pertama (SMP) di Kecamatan Karangdowo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Selasa (14/2/2021).
Maraknya penemuan ular di sejumlah wilayah belakangan ini ,lantaran pada Oktober hingga Desember merupakan masa tetas ular.
Hal itu disampaikan Wakil Ketua Relawan Reaksi Cepat Tanggap Darurat (RCTD) Klaten Timu, Eko Santoso.
Ia menjelaskan cuaca hujan seperti sekarang menjadi salah satu faktor penyebab ular berkembang biak di Klaten.
Baca juga: Cara Mencegah Ular Berbisa Masuk Rumah saat Musim Hujan: Jaga Kebersihan Agar Kondisi Tak Lembap
Baca juga: Viral Seorang Wanita Bawa Stroller Bayi Tapi Isinya Ular, Ternyata untuk Menghibur Pengunjung
"Tergantung cuaca, biasanya masa tetas telurnya setahun dua kali," ucap Eko kepada TribunSolo.com.
Selain itu, kondisi sawah sekitar habitat ular biasanya sedang memasuki masa tanam, jadi besar kemungkinan ular tersebut berpindah dan mencari lokasi baru.
"Mungkin karena habitatnya terusik karena sawah kanan kirinya sedang masa tanam. Jadi mungkin terusik terus masuk ke SMP," terang Eko