Joe Biden Cap Vladimir Putin Penjahat Perang, Rusia Bongkar Dosa AS: Kalian Suka Ngebom di Mana-mana
Kremlin memberi tahu Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, jika AS tidak berhak menceramahi Rusia tentang kejahatan perang.
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNSOLO.COM -- Dosa Amerika Serikat (AS) malah dibeberkan oleh pihak Rusia.
Hal itu menyusul pernyataan keras Presiden AS yang menyebut Vladimir Putin sebagai penjahat perang.
Reaksi lantas diberikan Kremlin. Dia memberi tahu Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, jika AS tidak berhak menceramahi Rusia tentang kejahatan perang.
Klaim Joe Biden yang menyebut Presiden Vladimir Putin adalah "penjahat perang" karena menyerang Ukraina, menurut Kremlin sudah di luar batas.
Menurutnya itu adalah pernyataan yang tak termaafkan oleh pemimpin negara (AS) yang telah membunuh warga sipil dalam konflik di seluruh dunia.
Baca juga: Kenapa Harga Minyak Goreng Mahal di Indonesia? Mendag Tuding Invasi Rusia ke Ukraina Jadi Pemicunya
Baca juga: Jasad Model Cantik Rusia Ditemukan di Dalam Koper, Pernah Buat Heboh Sebut Vladimir Putin Psikopat
Dari laporan, invasi Rusia ke Ukraina telah menewaskan ribuan orang, membuat lebih dari 3 juta orang mengungsi.
Kini muncul kekhawatiran warga dunia, konflik itu bisa menimbulkas konfrontasi yang lebih luas antara Rusia dan Amerika Serikat.
Sebab dua negara ini memiliki kekuatan nuklir terbesar dunia.
Dalam sebuah wawancara dengan seorang reporter pada hari Rabu (16/3/2022), Biden memberikan cap buruk kepada Putin.
"Oh, saya pikir dia adalah penjahat perang," setelah awalnya menjawab "tidak" untuk pertanyaan tentang apakah dia siap untuk memanggil Putin seperti itu.
Pernyataan Biden itu memicu kemarahan Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov.
Dia menilai seharusnya AS berkaca pada tindakannya selama ini, yang dinilai Peskov telah menewaskan nyawa banyak orang dan menghancurkan banyak kota.
"Presiden kami adalah tokoh internasional yang sangat bijaksana, berwawasan luas, dan berbudaya serta kepala Federasi Rusia, kepala negara kami," kata Peskov ketika ditanya tentang pernyataan Biden, seperti diberitakan oleh CNBC TV18, via Tribunnews.com.
"Pernyataan seperti itu oleh Tuan Biden benar-benar tidak dapat diterima, dan tidak dapat dimaafkan," kata Peskov.
"Hal utama (yang perlu diingat) adalah bahwa kepala negara yang telah bertahun-tahun mengebom orang di seluruh dunia, Presiden negara (AS) tidak berhak membuat pernyataan seperti itu."