Berita Boyolali Terbaru
Tak Malu, Faqih Siswa SMP di Boyolali ini Malah Bangga, Bisa Bantu Ibu Kerja Cetak Bata
Sekarang ini sulit sekali ditemui, anak-anak yang mau membantu pekerjaan orang tua. Namun, sosok tersebut ada di Boyolali.
Penulis: Tri Widodo | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo
TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI- Sekarang ini sulit sekali ditemui, anak-anak yang mau membantu pekerjaan orang tua.
Kebanyakan anak-anak kalau tidak sekolah, ya bermain atau sibuk mantengin gadget.
Tapi di Boyolali masih ada lho, anak-anak sekolah yang mau membantu orang tuanya dalam mengumpulkan pundi-pundi rupiah untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Baca juga: Viral Ibu Dinikahi Berondong Junior Almarhum Suami, Anak Perempuan Syok Cuma Beda 3 Tahun dengannya
Baca juga: Pengakuan Miris Kanti, Ibu yang Bunuh Anak di Brebes: Saya Enggak Gila, Cuma Ingin Disayang
Adalah Faqih Maulana, warga Desa Karanggeneng, Kecamatan Boyolali Kota.
Siswa Kelas VII SMP itu sampai saat ini masih terus membantu orang tuanya dalam mencetak bata merah.
Selasa (22/3/2022) dia terlihat semangat untuk memutar alat pengepresan bata ekspose di tempat produksi yang ada di pinggir jalan Prof. Soeharso Boyolali.
Setelah Ibunya, Sarmiyati (41) meletakan potongan tanah berbentuk kubus di cetakan bata ekspose, dengan cekatan pegangan roda pada alat pengrepsan dia putarkan.
Meski tubuhnya yang terbilang kecil, tapi dia terlihat cukup bertenaga saat memutarkan alat itu.
Baca juga: Ada Okin di Unknown Coffee Fajar Indah Solo, Anak-anak Muda Pun Bernyanyi Bersama
Dengan dua kali putaran saja, tanah liat berbentuk kubus yang sebelumnya telah diolah itu seketika berbuah mengikuti cetakan besi.
“Iya, saya bantu orang tua membuat bata. Karena saat ini lagi libur setelah semesteran (ujian semester),” kata Faqih, dengan nada lirih, Selasa (22/3/2022).
Baginya, membantu ibunya membuat bata merah ini cukuplah mudah.
Sebab, dia hanya bertugas memutar dan melangsir bata merah yang telah dicetak ke rak.
Baca juga: Rumah Pogba Kemalingan, Pelaku Menyelinap Saat Anak-anak Tertidur, Beraksi Tak Lebih dari 5 Menit
Selain itu, dia juga bertugas mengambil tatakan kayu yang dipakai untuk mengangin-anginkan bata ekspose ini.
“Bantunya mudah. Tidak terlalu capek,” terangnya.
Baginya, membantu ibunya dalam memproduksi bata merah sudah dia lakukan sejak lama.
Meskipun, sebenarnya dia juga ingin bermain seperti anak-anak seusianya.
Namun, itu semua dia pupuskan, demi membantu ibunya dalam membantu mencukupi kebutuhan hidup keluarga, termasuk biaya sekolah.
Baca juga: Dapat Petunjuk Mimpi, Anak Temukan Ayah Angkat Sudah Jadi Kerangka, Terakhir Terlihat 6 Tahun Lalu
“Mainnya nanti, kalau sudah selesai atau kalau pas tidak bikin,” jelasnya.
Sementara itu, Sarmiyati mengaku senang dengan bantuan anaknya ini.
Selain menjadi penyemangat dalam mencetak bata, dengan bantuan anak keduanya itu proses produksi bata merah bisa lebih cepat.
“Karena saat ini masih musim hujan. Sehari hanya bisa menghasilkan 300 buah bata. Karena dimusim hujan seperti sekarang ini, bata yang telah dicetak tidak bisa cepat mengeras,” jelasnya.
Dia mengaku hanya setengah hari saja waktu yang digunakan untuk mencetak bata dengan alat pres ini.
Baca juga: Cerita Pembalap MotoGP di Lombok: Kaget Dengar Suara Jam 5 Pagi hingga Lihat Anak Kecil Naik Motor
Sebab, dia juga masih harus memotong bagian tepi bata supaya rapi dan presisi.
“Kalau siang sampai sore itu waktunya kerik (merapikan bagian sisi bata). Alhamdulillah anak saya juga membantu. Sebenarnya saya tidak menyuruh untuk membantu. Tapi dia sendiri yang mau. Itung-itung untuk biaya sekolahnya gitu,” jelasnya.
Dia mengaku jika saat musim hujan saat ini, keuntungannya berkurang.
Sebab, jika biasanya dalam sebulan bisa membakar bata 2 kali. Namun di musim hujan saat ini hanya sekali.
“Ya untungnya cukup lah. untuk tambah-tambah pengasilan suami yang kerja sebagai buruh serabutan,” tambahnya. (*)